Stuffing dan Stripping dalam Pengiriman Barang via Laut
Pendahuluan — Kenapa Stuffing dan Stripping Penting?
Dalam dunia pengiriman laut, dua kata singkat ini — stuffing dan stripping — memegang peran besar. Mereka bukan sekadar prosedur teknis di gudang; kualitas pelaksanaan stuffing dan stripping memengaruhi biaya, waktu, keamanan barang, kepatuhan bea cukai, serta outcome klaim jika terjadi kerusakan. Terlalu banyak kerugian logistik sebenarnya dapat ditelusuri ke satu akar: packing dan handling yang buruk saat stuffing, atau proses stripping yang ceroboh di tujuan dalam Pengiriman Barang.
Bagian artikel ini mengajak Anda memahami secara mendalam: apa arti stuffing dan stripping, kapan keduanya terjadi, siapa bertanggung jawab, langkah-langkah detail saat melakukan stuffing/stripping, dokumentasi wajib, alat dan material yang diperlukan, risiko utama dan cara pencegahannya.
Pengertian Dasar: Stuffing dan Stripping
Stuffing adalah proses memasukkan barang ke dalam kontainer (atau unit angkut lain) di tempat asal, biasanya di gudang shipper atau depot. Proses ini mencakup palletizing, penataan barang dalam kontainer, pemasangan dunnage dan lashing, serta penyegelan kontainer.
Stripping adalah kebalikan dari stuffing: proses pembongkaran kontainer di tujuan—pemindahan barang dari dalam kontainer keluar ke gudang consignee, terminal, atau area distribusi. Stripping mencakup checking, unpacking, dokumentasi kerusakan, dan persiapan distribusi akhir.
Masing-masing proses adalah momen kritis: stuffing menentukan bagaimana barang “bertahan” selama perjalanan laut (getaran, goyang, tumpahan air, tekanan), dan stripping menentukan apakah penerima menerima barang dalam kondisi sesuai atau tidak.
Siapa yang Terlibat — Peran dan Tanggung Jawab
Shipper / Exporter
Menyiapkan barang, packing, dan dokumen.
Membuat instruksi stuffing (jika stuffing dilakukan di gudang shipper).
Menjamin barang sesuai spesifikasi, terutama untuk barang berbahaya dan LARTAS.
Freight Forwarder / NVOCC
Mengatur booking kontainer, memilih jenis kontainer, dan memfasilitasi pemeriksaan pra-stuffing jika diperlukan.
Koordinasi antara shipper, carrier, dan depot.
Depot / Container Yard Operator
Menyediakan kontainer, melakukan inspeksi kondisi kontainer (pre-trip inspection), dan sering melakukan stuffing di fasilitasnya jika diperlukan.
Menyediakan peralatan untuk lashing, dunnage, dan seal.
Stevedores / Terminal Operator
Mengawasi proses load-in ke kapal dan memverifikasi seal/manifest saat pemuatan.
Pada stripping, mereka melakukan unloading dari kapal ke terminal.
Consignee / Importer
Mengurus stripping, menerima barang, melakukan pemeriksaan kondisi, dan mengatur pickup atau penyimpanan.
Surveyor Kargo / Inspektor
Kadang diminta untuk hadir saat stuffing/stripping, terutama untuk barang berisiko, barang bernilai tinggi, atau klaim kerusakan.
Customs / Authorities
Memeriksa dokumen pra-arrival atau melakukan pemeriksaan fisik yang dapat mempengaruhi jadwal stripping.
Menetapkan tanggung jawab dengan jelas—siapa menelepon, siapa sign-off pada checklist, siapa bertanggung jawab atas biaya tambahan bila ada perubahan—mencegah dispute di kemudian hari.
Jenis Kontainer dan Implikasinya pada Stuffing / Stripping
Memilih jenis kontainer sesuai muatan sangat krusial. Berikut ringkasan dan hal-hal yang perlu diperhatikan:
Dry Container (20’ / 40’): umum untuk produk kering. Pastikan floor load rating dipatuhi; jangan overload.
Reefer (Refrigerated Container): untuk cold chain. Lakukan pre-cooling dan verifikasi setting suhu sebelum stuffing. Pasang data logger bila perlu.
Open Top / Flat Rack: untuk muatan over-dimension atau heavy lift. Perlu rigging dan lashing berbeda.
Tank Container: untuk cairan—memerlukan inspeksi gasket, valves, dan cleanliness certificate.
High Cube (HC): cocok untuk volume besar, perhatikan clearances dan penggunaan internal bracing.
Setiap tipe punya aturan lashing, dunnage, dan load distribution tersendiri yang harus dipatuhi.
Proses Stuffing: Langkah demi Langkah yang Benar
Berikut panduan praktis stuffing yang teruji untuk meminimalkan risiko:
1. Persiapan Awal
Cek booking dan konfirmasi jenis kontainer (20', 40', reefer, open-top).
Siapkan dokumen: packing list, invoice, izin LARTAS (jika diperlukan), dan SLI (Shipper’s Letter of Instruction).
Pastikan gudang stage area rapi—akses forklift, ruang manuver, dan permukaan rata.
2. Pre-Trip Inspection (PTI) Kontainer
Periksa kondisi kontainer: kebocoran, lubang, korosi, lantai, pintu, gasket, dan catatan reparasi.
Catat nomor kontainer, odometer seal sebelumnya, dan nomor seal baru yang akan dipakai.
Foto seluruh sisi kontainer serta interior—fungsi bukti pra-stuffing.
3. Packing & Palletizing
Gunakan pallet yang kuat, jangan melebihi overhang.
Gunakan stretch film, shrink wrap, corner protectors, dan strapping sesuai standard.
Label setiap unit dengan handling marks (FRAGILE, THIS SIDE UP, DO NOT STACK, temperature range).
4. Load Planning & Stowage Pattern
Rencanakan urutan muat: barang berat di bawah, ringan di atas; barang yang dibongkar duluan diletakkan dekat pintu.
Hindari point loads di lantai kontainer—sebar beban agar floor load rating tidak terlampaui.
Gunakan pallet gaps, blocking & bracing, dan lashing untuk mencegah shifting.
5. Dunnage & Lashing
Pasang dunnage (balok kayu, inflatable bags, airbags) pada celah antar pallet.
Gunakan lashing straps yang diset anchor point- nya. Periksa tightness.
Untuk barang yang rentan ke kelembaban, beri additional moisture protection (desiccant).
6. Penempatan Barang Sensitif
Untuk reefer: barang harus sudah pre-cooled dan dimasukkan sesuai SOP reefer; hubungan listrik dan setting suhu dicek.
Untuk DG: pastikan packaging instruction terpenuhi, label terlihat, dan dokumen DG tersedia.
7. Penguncian, Segel, dan Dokumentasi Final
Tutup pintu, pasang seal nomor unik (record seal number).
Tanda tangani Container Stuffing Certificate atau packing declaration yang memuat siapa yang melakukan stuffing, tanggal, nomor seal, dan kondisi kontainer.
Foto hasil akhir: pintu tertutup, nomor seal, dan nomor kontainer.
8. Handover & Tracking
Serahkan kontainer ke operator depot atau trucker yang akan mengantarkan ke port.
Input data seal & kontainer ke sistem forwarder atau carrier; kirim notifikasi ke semua pihak terkait.
Proses Stripping: Langkah demi Langkah yang Benar
Stripping memerlukan ketelitian agar jumlah, kondisi, dan urutan pengambilan sesuai dokumen.
1. Persiapan & Pre-Arrival Check
Pastikan semua dokumen clearance tersedia: SPPB / customs release, packing list, B/L reference.
Siapkan area stripping: ramp, forklift, lighting, dan alat PPE (gloves, helmet).
2. Pemeriksaan Kontainer & Seal
Verifikasi nomor kontainer dan nomor seal terhadap dokumen.
Foto seal sebelum dibuka; pastikan tidak ada tanda-tanda tampering.
3. Pembukaan Pintu dan Pemeriksaan Visual Awal
Buka pintu perlahan; cek bau, water stains, leaks, dan kondisi umum.
Catat kondisi awal; jika ada tanda-tanda insiden (mis. cairan yang bocor), lakukan isolasi dan hubungi pihak terkait.
4. Unloading Sistematis & Tally
Lakukan de-palletizing dengan urutan yang sesuai manifest/packing list.
Lakukan tally count: jumlah unit vs invoice/packing list; catat discrepancy.
Ambil foto setiap langkah bila ada kebutuhan klaim.
5. Pemeriksaan Kerusakan & Sampling
Periksa setiap unit untuk kerusakan fisik, dent, or wetness.
Buat laporan non-conformance (PIR – Property Irregularity Report) untuk setiap temuan.
6. Penanganan Barang Rusak atau Missing
Isolasi barang yang rusak; beri label “DAMAGED”.
Simpan barang di area secure sampai klaim/insurer atau surveyor datang.
Jika ada barang hilang: lakukan cross-check manifest, CCTV, dan dokumentasikan.
7. Laporan Stripping & Close Out
Serahkan Stripping Report yang memuat jumlah diterima, kondisi, foto, dan rekomendasi.
Jika proses selesai, kembalikan kontainer kosong ke depot sesuai prosedur dan ambil proof of return.
Dokumentasi Wajib: Apa yang Harus Dicatat
Pre-Trip Inspection Report (PTI) — kondisi kontainer sebelum diisi.
Packing List & Invoice — sumber kebenaran perhitungan.
Container Stuffing Certificate — menyatakan siapa men-stuff, kapan, kondisi container, dan seal number.
Photos / Video Evidence — bukti visual pra- dan pasca-stuffing serta during stripping.
VGM (Verified Gross Mass) — jika kontainer akan dimuat ke kapal sesuai peraturan SOLAS.
Stripping Report / Delivery Order — fakta penerimaan di tujuan.
PIR (Property Irregularity Report) — bila ada kerusakan/shortage.
Dokumen-dokumen ini akan menjadi bukti kuat saat klaim asuransi, dispute antara shipper dan carrier, atau audit kepabeanan.
Risiko Umum dan Cara Mitigasinya
1. Shifting dan Toppling
Risiko: barang bergerak dan menyebabkan kerusakan.
Mitigasi: blocking & bracing, airbags, dan lashing yang tepat.
2. Water Ingress / Moisture Damage
Risiko: bocor, banjir, atau kelembaban tinggi.
Mitigasi: PTI yang ketat, gunakan desiccant, wrap barang, gunakan waterproof pallet.
3. Overloading Floor Rating
Risiko: kerusakan lantai kontainer; barang jatuh melalui lantai.
Mitigasi: hitung beban per area; distribusi beban merata.
4. Contamination & Odor Transfer
Risiko: kontaminan (chemical, odours) menurunkan kualitas makanan/farmasi.
Mitigasi: cleanliness certificate, proper cleaning between loads.
5. Seal Tampering & Theft
Risiko: tampered seal leading to pilferage.
Mitigasi: use tamper-evident seals, document seal number, CCTV at stuffing/stripping.
6. Non-compliance DG (Dangerous Goods)
Risiko: sanksi atau insiden safety.
Mitigasi: proper DG documentation, certified packers, segregation rules.
7. VGM Non-Compliance
Risiko: kontainer ditolak karena VGM tidak tersedia.
Mitigasi: submit VGM in time, verify weight methods.
Aspek Kepabeanan dan Peraturan
Pre-arrival filing & Clearance: dokumen yang lengkap mempercepat strip; jika tidak lengkap, barang akan tertahan dan biaya demurrage muncul.
LARTAS & Permits: barang yang masuk kategori larangan/pembatasan memerlukan izin khusus; stuffing tanpa lisensi relevan beresiko penahanan.
Customs Supervision: pada beberapa kasus, customs dapat memilih untuk melakukan stuffing under supervision (sealing by customs) — ini harus diakomodasi.
Manifest Accuracy: jangan ada perbedaan antara manifest dan packing list; discrepancy mengundang inspeksi.
Peran Asuransi dan Klaim
Pre-shipment insurance: sebaiknya disiapkan sebelum barang meninggalkan gudang.
Claim handling: bila ada kerusakan, kumpulkan PTI, stuffing certificate, stripping report, foto, dan PIR—ajukan klaim sesegera mungkin sesuai policy timeframe.
Subrogation: jika kerusakan akibat pihak ketiga (carrier/terminal), underwriter dapat menuntut recovery; bukti yang kuat diperlukan.
Praktik Terbaik (Best Practices) — Checklist Ringkas Stuffing & Stripping
Sebelum Stuffing
Booking dan jenis kontainer dikonfirmasi.
Kontainer dipilih berdasar kondisi (clean, dry).
PTI dilakukan dan difoto.
VGM method dan schedule ditetapkan.
Packing list dan dokumen siap.
Saat Stuffing
Load plan disusun.
Barang berat ditempatkan di bawah, dekat pintu untuk yang harus dibongkar dulu.
Dunnage dan lashing dipasang sesuai standard.
Seal number dicatat dan difoto.
Stuffing certificate ditandatangani.
Saat Stripping
Verifikasi seal dan photo before opening.
Pencocokan dengan packing list dan tally.
Foto barang rusak / kondisi khusus.
Stripping report disusun & kirim.
Kontainer kosong dikembalikan dan barnoted.
Studi Kasus Singkat: Kesalahan Stuffing yang Mahal
Kisah ringkas: Sebuah perusahaan tekstil mengisi kontainer dengan printed fabrics tanpa desiccant dan dengan packing longgar. Selama perjalanan laut, kelembaban tinggi menyebabkan mold dan staining pada ratusan roll kain—penilaian klaim menunjukkan packing inappropriate dan absence of moisture protection. Kerugian = nilai barang + biaya retur + litigasi reputasi.
Pelajaran: pengujian packaging untuk rute tropis harus dijalankan; desiccant dan hygroscopic protection bukan opsi, melainkan keharusan.
KPI untuk Pengukuran Kualitas Stuffing & Stripping
Seal Integrity Rate (%) — persentase kontainer yang tiba dengan seal tidak rusak.
Damage Rate per 1.000 TEU — frekuensi kerusakan terkait packing.
Tally Accuracy (%) — perbandingan antara packing list vs actual count.
Stuffing Time per Container (minutes) — efisiensi proses.
VGM Submission Compliance (%) — persentase VGM tepat waktu.
Monitoring KPI ini membantu organisasi meningkatkan performa operasional.
Penutup — Menjadikan Stuffing & Stripping Sebagai Competitive Advantage
Stuffing dan stripping bukan hanya aktivitas rutin gudang; mereka titik krusial yang menentukan apakah rantai pasok Anda berjalan mulus atau penuh masalah. Perhatian pada detail—mulai dari pre-trip inspection, load planning, penggunaan dunnage dan lashing yang tepat, hingga dokumentasi yang rapi—mampu menghemat biaya, mengurangi klaim, dan memberi pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Siap mengirimkan kargo Anda? Kirimkan melalui Hasta Buana Raya untuk solusi logistik yang andal dan aman!
👉 Hubungi 📱 +62-822-5840-1230 (WhatsApp/Telepon) untuk informasi lebih lanjut dan solusi pengiriman terbaik!
Digital Marketing
Rabu, 08 Oktober 2025 10:00 WIB
Kami menyediakan layanan pengiriman udara yang aman, nyaman, dan terjangkau dari seluruh Indonesia. Layanan prioritas kami meliputi:
Pengiriman barang melalui udara (Pesawat Kargo, Sewa, dan Penerbangan Khusus)
Metode Pengiriman yang berbeda (Bandara ke Bandara , Gudang ke Gudang , dan Bandara ke Gudang)
Gudang dan Distribusi
Kontak
Bantuan
© 2024. Semua hak cipta dilindungi.


+62-811-9778-889





