Struktur Biaya Pengiriman Barang via Kargo Laut
Kenali seluruh komponen struktur biaya pengiriman via kargo laut: dari ocean freight, terminal handling, drayage, documentation, asuransi, demurrage/detention, hingga hidden cost dan strategi optimasi. Artikel ini menjabarkan tiap pos biaya secara rinci dalam Pengiriman Barang
Digital Marketing
11/15/20259 min baca
Pendahuluan — Mengapa Memahami Struktur Biaya Itu Krusial?
Pengiriman barang lewat laut tidak hanya soal ongkos angkut tertera pada quotation. Ada lapisan biaya yang lebih luas: biaya operasional di pelabuhan, handling di gudang, biaya gudang sementara, biaya keterlambatan, biaya dokumentasi, biaya risiko, dan biaya administratif yang kerap tersembunyi. Ketidakpahaman terhadap struktur ini menyebabkan keputusan yang kurang tepat — memilih layanan yang tampak murah namun totalnya lebih mahal, atau gagal mengantisipasi biaya tak terduga seperti demurrage.
Panduan ini membantu Anda mengurai setiap komponen biaya, menunjukkan bagaimana membuat perhitungan total landed cost (TLC) yang benar, serta memberikan strategi praktis untuk menekan biaya tanpa mengorbankan keandalan dalam Pengiriman Barang.
1. Gambaran Umum Komponen Biaya Pengiriman Laut
Secara garis besar, struktur biaya pengiriman barang via laut dapat dibagi menjadi beberapa kelompok utama:
Ocean Freight (Freight Cost) — biaya dasar angkut per kontainer atau per CBM/ton.
Origin Charges — biaya di sisi pengirim: stuffing, export documentation, export customs clearance, origin THC, dan pickup/drayage.
Destination Charges — biaya di sisi penerima: destination THC, import customs clearance, delivery drayage, CFS handling (untuk LCL), dan local charges.
Intermodal / Drayage — biaya trucking antara warehouse dan pelabuhan atau terminal.
Terminal Handling Charges (THC) — biaya operasional di terminal pelabuhan (lift-in, lift-out, stacking).
Bunker Adjustment Factor (BAF) & Surcharges — variabel yang mencerminkan fluktuasi bahan bakar dan kondisi pasar (peak season surcharge, PSS, security surcharge).
Demurrage & Detention — biaya atas keterlambatan pengosongan container di pelabuhan (demurrage) atau keterlambatan pengembalian container kosong ke owner (detention).
Customs Duties & Taxes — bea masuk, PPN, PPh 22 atau pajak lain sesuai regulasi.
Insurance — premi asuransi kargo (marine cargo insurance) sesuai nilai kiriman.
Warehousing & CFS Fees — biaya storage di CFS atau gudang sementara.
Value-Added Services & Ancillary Fees — fumigation / phytosanitary, fumigation certificate, lashing, reefer plug, survey, fumigation, certificate issuance.
Administrative & Documentation Fees — bank charges, SWIFT, OBL charges, amendment charges, brokerage fees.
Hidden Costs — biaya tak terlihat seperti time-value of money (inventory carrying cost), opportunity cost akibat delay, dan biaya reputasi.
Setiap pos wajib dianalisis agar keputusan pengiriman menjadi transparan dan akuntabel.
2. Ocean Freight: Tarif Dasar & Cara Penetapan
Ocean freight adalah biaya utama yang dibayar carrier untuk memindahkan kontainer dari pelabuhan asal ke tujuan. Ada dua model penghitungan:
FCL (Full Container Load) — tarif per kontainer (20’, 40’, 40’HC). Cocok jika volume besar.
LCL (Less than Container Load) — tarif per CBM (cubic meter) atau minimum charge per HAWB. Cocok untuk volume kecil.
Faktor yang memengaruhi ocean freight:
Rute dan jarak: rute populer/kapasitas tinggi biasanya lebih murah per TEU; rute niche/remote lebih mahal.
Musiman dan permintaan pasar: peak season menaikkan tarif.
Ketersediaan kapal dan slot: ketersediaan rendah → tarif naik.
Perang tarif dan geopolitik: hambatan trade atau sanksi mempengaruhi rate.
Kondisi ekonomi dan harga bahan bakar: memicu BAF.
Contoh: Tarif 20’ pada rute Jakarta → Rotterdam bisa berbeda-beda; selalu minta rate valid dan breakdown SBU (sea base freight) + surcharge.
3. Origin Charges — Biaya yang Timbul di Sisi Pengirim
Origin charges adalah biaya yang harus ditanggung di negara asal sebelum barang masuk kapal. Komponen umum:
Booking Fee / Booking Confirmation — biaya administrasi booking container.
Stuffing / CFS Stuffing — biaya pengemasan ke kontainer jika stuffing dilakukan di Container Freight Station (CFS). Untuk FCL, stuffing biasanya di premises shipper atau depot.
Origin Terminal Handling Charge (O-THC) — biaya handling di terminal asal: lift-in, stacking, gate handling.
Export Documentation Fee — biaya penerbitan dokumen ekspor (export declaration, export permit).
Customs Clearance (Export) — biaya jasa broker untuk proses kepabeanan ekspor.
Port Security / ISPS Fee — biaya keamanan pelabuhan.
Pre-Carriage / Drayage Origin — trucking dari warehouse shipper ke terminal/pelabuhan.
Weighing & VGM Submission — fee untuk penimbangan container (VGM) dan pengiriman data ke carrier.
Contoh perhitungan singkat (ilustratif, angka dalam IDR):
Stuffing di CFS: Rp600.000 / kontainer
O-THC: Rp1.200.000 / kontainer
Drayage origin: Rp800.000 / kontainer
Export docs & customs: Rp350.000
→ Total origin charges (perkiraan): Rp2.950.000 / kontainer.
Nilai-nilai ini bervariasi per pelabuhan, jenis kontainer, dan kondisi setempat. Selalu minta proforma charges dari forwarder.
4. Destination Charges — Biaya Setelah Kapal Tiba di Pelabuhan Tujuan
Destination charges adalah cerminan biaya handling dan administrasi saat kontainer telah tiba.
Komponen utama:
Destination Terminal Handling Charge (D-THC) — biaya lift-out, stacking, dan pengeluaran container.
Import Customs Clearance — jasa broker untuk clearance dan pembayaran duty/taxes.
Import Duties & Taxes — bea masuk, PPN, PPh sesuai regulasi impor dan nilai pabean.
Destination Drayage / Delivery Charges — trucking dari terminal ke warehouse/consignee.
CFS Deconsolidation (LCL) — biaya stripping container jika LCL.
Storage fees di Container Yard / CFS — jika ada dwell di terminal atau CFS.
Port handling & other local charges — seperti local port fees, health inspection, fumigation charges (jika diperlukan).
Contoh ilustratif:
D-THC: Rp1.300.000 / kontainer
Import customs & broker fees: Rp500.000
Dest drayage: Rp900.000
Storage (2 hari): Rp200.000
→ Total destination charges: Rp2.900.000
Penting: perbedaan waktu pickup & kesiapan dokumen dapat menimbulkan storage atau demurrage.
5. Intermodal / Drayage: Penghubung Pelabuhan & Gudang
Drayage adalah biaya transport ground (truk) antara gudang/pusat distribusi dan terminal pelabuhan. Dua aspek penting:
First Mile (origin drayage) — pickup dari gudang shipper menuju terminal.
Last Mile (destination drayage) — delivery ke gudang penerima atau konsolidator.
Faktor yang menentukan biaya drayage:
Jarak door-to-gate.
Harga bahan bakar dan tol.
Waktu tunggu di pelabuhan (detention atau free time dapat menambah biaya).
Ukuran truk dan kapasitas muatan: chassis untuk kontainer, trailer special untuk OOG.
Area urban — ada jam terbatas untuk entry ke pelabuhan → surcharge.
Tips: koordinasikan slot pickup dan return empty container untuk mengurangi detention dan detour cost.
6. Terminal Handling Charges (THC) — Biaya Pelabuhan yang Kunci
THC dipungut oleh operator terminal atau carrier untuk pelayanan fisik kontainer: lift-in, stacking, strapping, manifest entry. Terdiri dari:
Origin THC (O-THC) dan Destination THC (D-THC) — biasanya dipisah pada rate card.
THC berbeda untuk jenis kontainer (20’, 40’, reefer, OOG) dan berbeda per pelabuhan.
Untuk LCL, ada biaya handling tambahan di CFS untuk stuffing/stripping.
THC sering menjadi pos biaya besar bagi pengirim kecil karena bersifat fixed per kontainer. Pada kontrak FCL jangka panjang, forwarder/shipper kerap menegosiasikan THC atau mencari opsi konsolidasi untuk menurunkan biaya per CBM.
7. Bunker Adjustment Factor (BAF) & Surcharges Lainnya
Carrier menetapkan surcharge untuk menangani risiko volatilitas harga bahan bakar dan kondisi pasar. Beberapa komponen yang umum:
BAF (Bunker Adjustment Factor): dipengaruhi harga bahan bakar bunker.
PSS (Peak Season Surcharge): saat permintaan tinggi, carrier mengenakan PSS.
GRI (General Rate Increase): kenaikan tarif dasar yang diumumkan periodik.
Security Surcharge: untuk rute berisiko tinggi terhadap perompakan atau ancaman tertentu.
Currency Adjustment: jika kontrak menggunakan mata uang asing.
Surcharges biasanya tercantum terpisah pada quotation, sehingga rate base terlihat lebih rendah namun actual payable mencakup surcharge.
8. Demurrage & Detention — Biaya yang Sering Menjebak
Dua istilah yang sering membingungkan:
Demurrage — biaya untuk kontainer yang tetap berada di terminal/pelabuhan melewati free time yang diberikan untuk release.
Detention — biaya untuk keterlambatan pengembalian kontainer kosong ke carrier/depot setelah diambil.
Keduanya dapat menjadi biaya signifikan jika consignee lambat mengurus customs, tidak menyiapkan trucking, atau tidak mengembalikan container kosong tepat waktu. Strategi mitigasi:
Pastikan dokumen clearance siap sebelum kontainer datang.
Manajemen jadwal pickup dan kemampuan trucking.
Negosiasi free time dalam kontrak.
Pemantauan ETA kapal dan pre-clearance.
Contoh: Free time 5 hari; tarif demurrage Rp350.000/hari; delay 7 hari → demurrage = 7 × Rp350.000 = Rp2.450.000.
9. Customs Duties & Taxes — Komponen Fiskal yang Penting
Impor barang ke negara tujuan menimbulkan kewajiban fiskal:
Bea Masuk (Customs Duty): prosentase berdasarkan HS code dan nilai pabean (CIF/C&F tergantung incoterm).
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) / VAT: dipungut atas nilai impor dan bea masuk.
Pajak Penghasilan (PPh) atau pajak lain: tergantung kebijakan setempat.
Administrative processing fees: seperti customs processing, sampling fees, health inspection fees.
Penghitungan: Duty = Tariff% × Nilai Pabean. Nilai Pabean biasanya CIF (Cost + Insurance + Freight) kecuali incoterm lain.
Contoh ilustratif:
Nilai barang (FOB) : Rp100.000.000
Freight: Rp10.000.000
Insurance: Rp500.000
CIF = Rp110.500.000
Bea masuk 5% → Rp5.525.000
PPN 11% atas (CIF + Bea) → 11% × (110.500.000 + 5.525.000) = 11% × 116.025.000 = Rp12.762.750
→ Total pajak & bea ≈ Rp18.287.750
Penting: akurasi HS code dan deklarasi nilai menghindarkan penalti dan penahanan.
10. Insurance — Perlindungan terhadap Risiko Fisik & Finansial
Asuransi kargo melindungi terhadap kehilangan, pencurian, kerusakan fisik, serta risiko laut. Pilih jenis coverage sesuai profil barang:
All-risks coverage — menanggung sebagian besar risiko; premi biasanya persentase dari nilai barang.
Named-perils — menanggung risiko tertentu saja (contoh: fire, sinking) sehingga premi lebih rendah.
War & Strikes exclusions — risiko perang atau protes kadang memerlukan endorsement terpisah.
Perhitungan premi: contoh 0,2%–0,5% dari nilai CIF untuk valuable cargo. Namun nilai dan rate bergantung jenis barang, rute, dan klaim history.
Contoh: Nilai CIF Rp110.500.000; premi 0,3% → Rp331.500.
Catatan: pastikan polis mencakup handling exposure (CFS, stuffing/stripping), karena beberapa polis mengecualikan kerusakan yang terjadi saat stuffing di gudang tanpa pengawasan.
11. Warehousing & CFS Fees
Untuk LCL atau barang yang menunggu pickup, storage di CFS atau gudang menjadi pos biaya:
Storage per CBM / per day — tarif untuk menaruh kargo di ruang CFS.
Handling at CFS: stuffing (origin) atau stripping (destination).
Cross-dock & transshipment fees — apabila barang dipindahkan untuk konsolidasi.
Security & monitoring fees — biaya untuk menjaga kargo overnight.
Biaya gudang kerap overlooked, padahal dwell time yang tinggi bisa mengikis margin.
12. Value-Added Services & Ancillary Fees
Selain layanan dasar, ada biaya tambahan spesifik layanan:
Fumigation / Phytosanitary certificate — untuk wood packaging atau agriproduct.
Lashing / Dunnage / Lashing plan — untuk cargo OOG atau project cargo.
Reefer plug & monitoring — untuk kontainer reefer: biaya penyediaan listrik di terminal dan monitoring suhu.
Survey & inspection — third-party surveyor untuk damage assessment.
Seal & security devices — tamper-evident seal untuk mengurangi risiko loss.
Special handling (DG handling fees) — biaya penanganan barang berbahaya.
Pilotage & towage — untuk kapal di pelabuhan tertentu; biasanya dibayar oleh carrier, namun bisa dibebankan ke shipper lewat SBU.
Ini adalah biaya yang sesuai jenis barang dan persyaratan keamanan/regulasi.
13. Administrative & Documentation Fees
Tidak kalah penting, biaya administratif mencakup:
BL issuance fee — biaya penerbitan Bill of Lading atau House B/L.
Amendment fee — untuk perubahan booking atau dokumen.
Bank charges / SWIFT / L/C handling — jika transaksi digaransi via Letter of Credit.
Broker fees — jasa agen pengurus dokumen dan komunikasi antar pihak.
Agent service fee — agent luar negeri atau shipping line agent fee.
Biaya ini sering bersifat flat dan tergantung kebijakan penyedia jasa.
14. Hidden Costs & Opportunity Costs
Beberapa biaya tidak selalu muncul di quotation, tapi nyata:
Inventory carrying cost — biaya modal yang terikat selama barang transit atau tertahan di gudang (biaya modal × waktu).
Labor overtime & detention — biaya pekerja tambahan akibat penanganan yang terlambat.
Costs of claims handling — waktu & biaya manajemen klaim atas kehilangan/kerusakan.
Reputational cost — biaya tidak langsung akibat keterlambatan yang merusak hubungan pelanggan.
Penalty & fines — akibat ketidaksesuaian regulasi, HS code salah, atau pelanggaran import rules.
Hitung seluruh biaya ini untuk mengetahui true cost of supply chain.
15. Contoh Penghitungan Total Landed Cost (TLC) — Studi Kasus Singkat
Konteks: Shipper ekspor 1 kontainer 20’ isi barang elektronik dengan nilai FOB Rp100.000.000 dari Jakarta ke Surabaya (domestik demo) atau ke luar negeri (ilustrasi internasional). Limit simplifikasi untuk contoh.
Data ilustratif (IDR):
Ocean freight (20’): Rp3.500.000
Origin charges total: Rp2.950.000 (dari contoh sebelumnya)
Destination charges total: Rp2.900.000
Drayage (origin + dest): Rp1.700.000
THC total: Rp2.500.000
Insurance 0,3% CIF: asumsikan CIF Rp110.500.000 → Rp331.500
Customs duties & taxes: contoh 5% bea → Rp5.525.000 + PPN 11% ~ Rp12.762.750 (tergantung perhitungan)
Demurrage: asumsi 0 (on time)
Warehouse & other fees: Rp200.000
Perhitungan sederhana:
Freight & handling subtotal (ocean freight + origin + destination + drayage + THC + warehousing + insurance) = 3.500.000 + 2.950.000 + 2.900.000 + 1.700.000 + 2.500.000 + 200.000 + 331.500 = Rp13.081.500
Bea & pajak (contoh) = Rp18.287.750
Total Landed Cost = Nilai barang (FOB) + freight & handling + bea/pajak = 100.000.000 + 13.081.500 + 18.287.750 = Rp131.369.250
Perhitungan ini menunjukkan bahwa biaya non-freight (handling, taxes) bisa menambah lebih dari 30% dari nilai barang.
Catatan: semua angka harus disesuaikan dengan rate card aktual dan incoterm kontrak.
16. Pengaruh Incoterms pada Struktur Biaya
Incoterms (mis. FOB, CIF, EXW, DDP) menentukan pihak yang menanggung mana biaya dan risiko:
EXW (Ex Works): pembeli menanggung hampir seluruh biaya pengangkutan, export, freight, import.
FOB: shipper menanggung biaya hingga barang onboard kapal; pembeli menanggung freight & import.
CIF: shipper menanggung freight & insurance hingga port of destination; buyer menanggung unloading & import formalities.
DDP (Delivered Duty Paid): seller menanggung hampir seluruh biaya hingga barang diterima di tempat tujuan, termasuk duty & tax.
Pahami incoterm saat menilai total cost — penempatan biaya harus sesuai kontrak.
17. Strategi Menurunkan Biaya & Optimasi Struktur
Beberapa strategi praktis:
Konsolidasi pengiriman: kumpulkan kiriman LCL menjadi FCL jika frekuensi dan volume memadai — menurunkan cost per CBM.
Negosiasi kontrak jangka panjang: dapatkan rate FCL lebih kompetitif dan potongan THC.
Right-sizing packaging & maximizing cube utilization: mengurangi biaya volumetrik dan space wasted.
Minimalkan dwell time: pre-clearance dan slot booking mengurangi storage/demurrage.
Gunakan hub regional: pooling shipments untuk satu rute utama mengurangi frekuensi small shipments.
Optimalkan first/last mile: kontrak drayage dengan partner local yang efisien.
Selectivity on value-added services: hanya gunakan service tambahan bila memberikan ROI (mis. fumigation hanya jika diperlukan).
Insurance optimization: sesuaikan sum insured dengan risiko real, gunakan deductible kalau pantas.
Evaluate routing alternatives: rail + sea, transshipment yang lebih murah, atau feeder services bisa menurunkan cost.
Implement control & visibility tools: sistem tracking membantu meminimalkan delay dan biaya tak terduga.
18. KPI yang Harus Dipantau untuk Mengelola Biaya Laut
Monitoring KPI penting untuk mengontrol biaya:
Cost per TEU / Cost per CBM — biaya rata-rata per unit kapasitas.
Demurrage & Detention cost per period — identifikasi trend dan root causes.
On-time pickup & delivery (%) — efisiensi operasional.
Average dwell time at terminal (hours/days) — target minimal.
Freight variance (%) vs budget — kontrol budgeting.
Inventory carrying cost as % of total landed cost — ambang batas.
Claim rate per 1.000 TEU — measure of handling quality.
Dashboard yang menampilkan KPI ini membantu keputusan taktikal.
19. Contoh Negosiasi & Taktik Procurement
Tips negosiasi rate dan terms:
Benchmarking: bandingkan rate line-by-line antar carrier.
Volume leverage: tawarkan komitmen volume untuk rate lebih baik.
Bundling services: gabungkan drayage + freight + THC dalam satu kontrak untuk harga lebih kompetitif.
Flexible window & routing: beri carrier opsi routing untuk mendapatkan discount.
SLA & penalty: sertakan klausa performance dan penalty untuk demurrage berlebih (mendorong carrier/terminal untuk bantu kelancaran).
Review surcharges: minta transparansi surcharge dan cap kenaikan atas beberapa periode.
Negosiasi free time: untuk seasonal shipping, dapatkan free time lebih panjang untuk mengurangi demurrage.
Dokumentasikan semua agreement dan minta rate valid via email untuk audit.
20. Checklist Komprehensif Kalkulasi Biaya (Printable)
Gunakan checklist ini sebelum commit shipment:
Dapatkan ocean freight quotation (breakdown freight + surcharge).
Dapatkan origin & destination charges proforma (THC, drayage, stuffing/stripping).
Periksa incoterm kontrak & pihak yang menanggung tiap biaya.
Hitung bea masuk & pajak berdasarkan CIF (atau ikuti incoterm).
Asuransikan kargo sesuai nilai dan pilih coverage sesuai risiko.
Rencanakan slot pickup & trucking agar minim dwell/demurrage.
Evaluasi packaging & unitization untuk optimalisasi cube.
Siapkan dokumentasi lengkap untuk pre-clearance.
Kalkulasikan TLC (nilai barang + semua biaya sampai siap edar).
Simpan proforma & rate card untuk audit & benchmarking.
21. Ringkasan & Rekomendasi Praktis
Struktur biaya kargo laut terdiri dari banyak komponen: freight, origin & destination charges, drayage, THC, surcharges, demurrage, duties, insurance, warehousing, serta biaya tak terlihat.
Total landed cost seringkali jauh melebihi ocean freight. Hitung TLC untuk keputusan yang benar.
Mitigasi biaya melalui konsolidasi, negosiasi kontrak jangka panjang, right-sizing packaging, dan koordinasi slot untuk mengurangi dwell time.
Monitor KPI utama dan lakukan continuous improvement pada procurement dan operasi.
Gunakan teknologi untuk visibility dan pre-clearance agar pengeluaran tak terduga dapat diminimalkan.
Siap mengirimkan kargo Anda? Kirimkan melalui Hasta Buana Raya untuk solusi logistik yang andal dan aman!
👉 Hubungi 📱 +62-822-5840-1230 (WhatsApp/Telepon) untuk informasi lebih lanjut dan solusi pengiriman terbaik!
Kami menyediakan layanan pengiriman udara yang aman, nyaman, dan terjangkau dari seluruh Indonesia. Layanan prioritas kami meliputi:
Pengiriman barang melalui udara (Pesawat Kargo, Sewa, dan Penerbangan Khusus)
Metode Pengiriman yang berbeda (Bandara ke Bandara , Gudang ke Gudang , dan Bandara ke Gudang)
Gudang dan Distribusi
Kontak
Bantuan
© 2024. Semua hak cipta dilindungi.


+62-811-9778-889
