Sistem Racking dan Penyimpanan di Gudang Kargo Udara dalam Pengiriman Barang

Pelajari cara mendesain dan mengelola sistem racking serta penyimpanan untuk gudang kargo udara: tipe rak, layout gudang, perhitungan kapasitas, kompatibilitas peralatan, standar keamanan, SOP operasional, KPI, checklist implementasi, dan roadmap penerapan dalam pengiriman barang

Digital Marketing

11/8/20257 min baca

a warehouse filled with lots of boxes and pallets
a warehouse filled with lots of boxes and pallets

Pendahuluan — Mengapa Racking yang Tepat Penting untuk Gudang Kargo Udara?

Gudang kargo udara beroperasi pada ritme cepat: frekuensi arrival/dispatch tinggi, barang sifatnya beragam (perishable, DG, high-value, oversized), dan waktu penanganan sangat kritikal. Sistem racking dan strategi penyimpanan yang tepat membuat perbedaan besar dalam kecepatan handling, akurasi picking, keselamatan, dan biaya. Desain yang buruk menyebabkan bottleneck, klaim, dan biaya storage tak perlu. Artikel ini merangkum seluruh pengetahuan praktis—mulai memilih tipe rak sampai SOP maintenance—agar gudang kargo udara Anda menjadi efisien, aman, dan scalable dalam Pengiriman Barang.

1. Prinsip Dasar Desain Sistem Racking untuk Gudang Kargo Udara

Sebelum memilih tipe rak, pahami prinsip-prinsip berikut:

  1. Throughput & Turnaround Time — barang udara bergerak cepat; desain harus meminimalkan dwell time.

  2. Jenis barang & handling profile — pallet, ULD, loose pieces, perishables, DG, high-value goods.

  3. Density vs Accessibility — trade-off antara menyimpan banyak barang (density tinggi) dan akses cepat (pickability).

  4. Compatibility dengan peralatan — reach truck, counterbalance forklift, narrow aisle, conveyor, atau AGV.

  5. Keamanan & kepatuhan — segregasi DG, cold chain, dan ruang aman untuk high-value.

  6. Scalability & fleksibilitas — kemampuan menyesuaikan layout saat volume naik/turun.

  7. Floor & infrastructure readiness — tata letak harus memperhitungkan rated floor capacity, drain, lighting, dan fire suppression.

Berdasar prinsip ini, lanjutkan ke tipe racking dan aplikasinya.

2. Tipe-Tipe Racking Umum & Kapan Menggunakannya

2.1 Selective Pallet Racking (SPR)

Karakteristik: paling lazim; setiap pallet memiliki lokasi sendiri (pallet beam + upright frame).
Kelebihan: akses individual untuk setiap pallet (good FIFO/LIFO), fleksibel.
Kapan dipakai: gudang kargo dengan SKU banyak, frekuensi pick tinggi, kebutuhan akses cepat per pallet.
Pertimbangan: density lebih rendah dibanding high-density systems; cocok untuk operasi udara yang butuh akses cepat.

2.2 Drive-In / Drive-Through Racking

Karakteristik: forklift masuk ke lane racking; pallet ditumpuk secara longitudinal.
Kelebihan: density tinggi (space-saving).
Kapan dipakai: barang homogen, long-storage, non-perishable, ketika SKU sedikit tapi volume per SKU besar.
Pertimbangan: akses LIFO (drive-in), kurang cocok untuk barang dengan rotasi cepat.

2.3 Push-Back Racking

Karakteristik: pallet didorong ke dalam lane atas roller carriage; pallet baru menekan yang sebelumnya.
Kelebihan: densitas baik, akses semi-LIFO.
Kapan dipakai: medium-density, good for batch shipments, cocok untuk barang yang tidak memerlukan FIFO.

2.4 Pallet Flow / Gravity Flow

Karakteristik: pallet bergerak pada track miring menggunakan gaya gravitasi; ideal untuk FIFO.
Kelebihan: otomatisasi sederhana untuk high-throughput FIFO.
Kapan dipakai: perishables atau high-turn SKUs yang perlu FIFO cepat, cocok untuk kargo udara dengan rotasi cepat.

2.5 Cantilever Racking

Karakteristik: rak tanpa front column, ideal untuk material panjang/oversize (pipes, profiles).
Kapan dipakai: muatan OOG atau barang panjang yang sering muncul di kargo proyek.

2.6 Mezzanine & Multi-Level Platforms

Karakteristik: menambah lantai kerja untuk picking, sorting, atau storage ringan.
Kapan dipakai: saat area footprint terbatas tapi butuh ruang picking/personal storage.
Pertimbangan: perhitungan load floor, akses tangga, elevator pallet jika diperlukan.

2.7 Mobile Racking (Compactus)

Karakteristik: rak dipasang pada base yang bisa digeser sehingga hanya satu aisle terbuka pada satu waktu.
Kelebihan: meningkatkan density untuk barang non-perishable.
Kapan dipakai: gudang dengan space premium dan barang yang tidak butuh akses serentak banyak.

2.8 Shelving & Flow Shelves (untuk ULD & small-parts)

Karakteristik: rak jenis shelving untuk ULD, bins atau carton flow untuk small parts.
Kapan dipakai: penyimpanan ULD, spare parts, paket kecil, dan area kitting.

3. Layout Gudang: Zonasi & Alur Operasional

Desain layout harus memfasilitasi flow kargo udara: masuk (receiving) → staging → storage → picking/processing → outbound (dispatch). Zonasi yang jelas mempercepat alur.

3.1 Zona Penerimaan (Receiving)

  • Lokasi dekat gate masuk; space untuk pemeriksaan awal, photo evidence, dan weighing.

  • Sediakan area quarantine untuk DG yang perlu pemeriksaan, dan cold dock jika ada perishables.

3.2 Zona Staging & Short-term Holding

  • Area temporer dekat ramp untuk ULD yang menunggu pemuatan. Desain cross-dock friendly untuk transshipment cepat.

3.3 Zona Storage (long-term & short-term)

  • Pilih tipe rak sesuai SKU: SPR untuk high-mix, flow racks untuk high-turn, drive-in untuk bulk.

  • Pertimbangkan akses ventilasi untuk barang elektronik, dan cold rooms untuk barang suhu-kontrol.

3.4 Zona Processing / Value-Added

  • Area for repackaging, labeling, kitting, fumigation. Desain ergonomis & dekat storage.

3.5 Zona Outbound & Loading

  • Docking bays bertanda, akses truck loading, trailer marshalling area untuk trucking yang menunggu.

3.6 Aisle Planning & Traffic Flow

  • Tentukan aisle width berdasarkan peralatan: counterbalance forklift membutuhkan 3–3.5 m; narrow-aisle reach truck 1.6–2 m.

  • Implementasikan one-way traffic, pedestrian lanes, dan bermarking jelas.

4. Perhitungan Kapasitas Racking & Layout (Praktis)

Langkah praktis menghitung kapasitas:

  1. Hitung cubic & pallet positions

    • Tentukan footprint gudang usable (luas dikurangi area docking, office, servis).

    • Tentukan layout block dan jumlah lane.

    • Pallet positions = (jumlah bays × levels × pallets per bay).

  2. Periksa floor loading

    • Pastikan floor rated untuk point load forklift dan pallet stacks (kg/m² atau ton/m²).

  3. Check aisle & turning radius

    • Ukur turning radius peralatan dan tentukan aisle width minimal.

  4. Safety clearances & sprinkler/MEP

    • Jaga clearances required untuk sprinkler heads (NFPA-like guidelines) dan service ducts.

  5. Contoh singkat

    • Gudang 3.000 m², usable storage 2.200 m². Jika tiap pallet footprint 1,2 m × 1 m = 1,2 m². Dengan Single depth selective racking dan 4 levels, maksimal positions ≈ (2.200 ÷ 1,2) × 4 ≈ 7.333 pallet positions (teoritis; dikurangi aisle losses).

Catatan: lakukan layout drawing dengan CAD atau tool WMS planning untuk akurasi.

5. Unitization & Standarisasi (Pallet & ULD)

Untuk efisiensi, standarkan unit load:

  • Pallet standard: EUR (120×80 cm) atau standard 120×100 cm sesuai pasar; ULD untuk udara (LD3, PMC, etc.) per maskapai.

  • Tare awareness: catat berat pallet dan bungkus dalam sistem WMS.

  • Pengikatan & proteksi: strap, stretch film, corner protectors, desiccants untuk kontainer laut.

  • Labeling: barcode/QR on pallet & ULD untuk traceability.

Standarisasi memudahkan racking layout dan menghitung kapasitas.

6. Peralatan Material Handling yang Sesuai

Pilih peralatan berdasar layout dan tinggi rak:

  • Counterbalance forklift — umum untuk outdoor & loading/unloading.

  • Reach truck / VNA (very narrow aisle) — untuk selective racking di aisle sempit dan ketinggian tinggi.

  • Pallet jack & hand trucks — untuk short-distance moving.

  • Tow tractors & dollies — untuk ULD movement di apron.

  • Conveyor & sortation systems — untuk paket kecil & cross-dock.

  • Scissor lifts / order-pickers — untuk picking di level tinggi pada carton flow.

  • Weighbridges & pallet scales — penting untuk accuracy AWB/VGM.

  • AGV / AMR — bila ingin automasi picking/transfer di masa depan.

Kunci: pastikan peralatan compatible dengan aisle width, floor rating, dan safety policy.

7. Keamanan, Keselamatan & Kepatuhan

Gudang kargo udara punya persyaratan khusus:

  • Segregasi DG sesuai klasifikasi; rak berdinding atau area tersendiri dengan ventilasi.

  • Cold chain: monitoring suhu dan alarm, dua jalur genset untuk reefer.

  • CCTV & access control: area high-value harus samping pengawasan.

  • Fire protection: rak tinggi memerlukan penempatan sprinkler sesuai clearance; gunakan in-rack sprinkler bila perlu.

  • PPE & training: mandatory SOP untuk rigging, forklift ops, dan handling ULD.

  • Inspeksi racking: lakukan pemeriksaan rutin (quarterly) untuk upright damage, beam bending, dan connection bolts. Catat dan tandai rack yang rusak sebelum repair.

Regulasinya bisa berbeda per negara; selalu check otoritas bandara dan standard keselamatan setempat.

8. Strategi Penyimpanan: FIFO, LIFO, FEFO & Zonasi

  • FIFO (First In First Out): wajib untuk perishables; gunakan pallet flow untuk otomatis FIFO.

  • LIFO: cocok untuk drive-in racking dengan barang homogeen.

  • FEFO (First Expire First Out): untuk barang expire date—perlu WMS yang dukung lot/expiry tracking.

  • ABC Slotting: tempatkan SKU A (high-turn) dekat outbound docks, SKU C jauh di atas rak jarang diakses.

  • Cross-docking: untuk kargo cepat (transit) langsung dari receiving ke outbound tanpa storage panjang.

Implementasi strategi ini memengaruhi layout racking & flow.

9. Software & Integrasi: WMS, WCS & TMS

  • WMS (Warehouse Management System): harus mendukung slotting, lot & expiry, cycle counting, dan barcode scanning.

  • WCS (Warehouse Control System): jika ada conveyor atau automated systems.

  • Integration dengan TMS & Flight Ops: sinkron AWB/MAWB dan gate-in data dengan WMS untuk mengurangi mismatch.

  • Mobile scanning & voice picking: meningkatkan akurasi picking & inbound checks.

Investasi software sering memberi ROI signifikan lewat akurasi dan kecepatan.

10. KPI Utama untuk Sistem Racking & Penyimpanan

Pantau KPI berikut minimal mingguan/harian:

  • Order cycle time (receiving → ready to ship)

  • Dock-to-stock time (waktu dari gate-in ke storage location)

  • Pick accuracy (%)

  • Throughput per hour (pallet or pieces)

  • Space utilization (%) — actual vs theoretical.

  • Racking damage incidents per periode

  • Inventory accuracy (cycle count variance)

  • Dwell time average (days) — khusus untuk kargo udara harus rendah.

Gunakan dashboard realtime untuk operate and improve.

11. Maintenance Racking & Safety Inspections

Rencana maintenance praktis:

  • Daily: visual check aisle, fallen boards, signs of impact.

  • Weekly: inspect beam connections, pallet condition.

  • Quarterly: full inspection by certified technician—check upright plumbness, bolt torque, and beam deflection.

  • After incident: immediate tagging “out of service” until repaired.

Catat semua inspection dalam log digital.

12. SOP Operasional Ringkas (Template Siap Pakai)

SOP Receiving to Storage (singkat)

  1. Gate-in: scan AWB/HAWB & photo evidence.

  2. Weigh & measure: record gross weight & dims.

  3. Inspect packaging: note damages & photo.

  4. Assign location via WMS (slotting based on ABC).

  5. Move using forklift to rack position, secure pallet & record location.

  6. Update system & print storage label (barcode).

  7. If DG/perishable: follow special handling checklist.

SOP Picking & Outbound

  1. Generate picklist via WMS (batching untuk efficiency).

  2. Operator menggunakan RF scanner & confirm SKU & qty.

  3. Move to staging, do quality check & packing.

  4. Seal & label; update AWB & ready-to-ship queue.

  5. Load to truck with POD collection.

13. Roadmap Implementasi 90 Hari — Dari Desain ke Operasi

Hari 1–15: Assessment & Planning

  • Audit footprint, current racking, and inbound/outbound patterns.

  • Set KPI baseline.

Hari 16–45: Detail Design & Procurement

  • Pilih tipe racking & equipment; buat layout CAD.

  • Procure racks, safety items, dan forklifts sesuai spec.

Hari 46–60: Installation & Commissioning

  • Install racking in blocks; perform load testing; mark aisles & signage.

  • Implement WMS configuration & slotting plan.

Hari 61–75: Training & Trial Operations

  • Training operator, safety drills, and trial runs with sample throughput.

  • Adjust aisle width, stacking rules based on trial.

Hari 76–90: Go-live & Optimization

  • Go-live with monitoring; weekly tuning on slotting & SOP.

  • Implement cycle counting & first audit.

14. Perhitungan ROI & Estimasi Biaya (Ringkas)

Pertimbangkan: cost racks, installation, floor reinforcement (jika perlu), forklifts, software, dan training.

Contoh kasar (estimasi sederhana untuk gudang 2.000 m²):

  • Racking selective (mid-range): Rp1,5–3 juta per pallet position (termasuk material & instal).

  • Reach truck (per unit): Rp250–600 juta.

  • WMS basic license & implementation: Rp150–400 juta (skala kecil-menengah).

  • Training & SOP setup: Rp30–70 juta.

ROI dilihat dari pengurangan labor, peningkatan throughput, penurunan damage & faster turnaround; typical payback 18–36 bulan tergantung volume.

15. Studi Kasus Singkat (Implementasi di Gudang Kargo Udara)

Kasus: Bandara cargo hub ingin memangkas dwell time dari 36 jam → 12 jam.
Tindakan: ubah layout: tambahkan pallet flow untuk perishables, selective racking untuk high-turn SKU dekat dock, implement WMS slotting & barcode scanning.
Hasil: Dock-to-stock turun 60%, pick accuracy naik 4 poin %, dwell time rata-rata menjadi 10–14 jam pada 3 bulan pertama.

16. Checklist Lengkap Siap Pakai (Printable)

Sebelum instalasi

  • Audit floor rating & drainage.

  • Pilih racking type sesuai SKU profile.

  • Hitung aisle width & turning radius.

  • Dapatkan approval fire protection & sprinkler clearances.

Saat instalasi

  • Follow vendor specs & torque bolts.

  • Label setiap bay & level.

  • Test load beams bertahap.

  • Implement pallet/ULD footprint marking.

Operational

  • WMS slotting done & barcodes printed.

  • Staff training complete (forklift, picking, DG handling).

  • Inspection schedule & log tersedia.

  • Emergency routes & muster points ditandai.

Penutup — Racking sebagai Tulang Punggung Efisiensi Gudang Kargo Udara

Sistem racking bukan sekadar susunan rak: ia menentukan bagaimana barang bergerak, seberapa cepat pesanan dipenuhi, dan seberapa aman operasi berjalan. Pendekatan terbaik adalah menggabungkan pemilihan tipe racking yang sesuai, layout yang berfokus pada flow kargo udara, peralatan yang kompatibel, serta SOP dan iterasi berbasis data. Mulailah dari audit kebutuhan riil—SKU profile, throughput, dan constraints fisik—lalu rancang solusi yang scalable. Hasilnya bukan hanya efisiensi ruang, tetapi kecepatan, akurasi, dan kepuasan pelanggan yang meningkat.

Siap mengirimkan kargo Anda? Kirimkan melalui Hasta Buana Raya untuk solusi logistik yang andal dan aman!
👉 Hubungi 📱 +62-822-5840-1230 (WhatsApp/Telepon) untuk informasi lebih lanjut dan solusi pengiriman terbaik!