Proses Ramp Handling: Koordinasi antara Pesawat dan Gudang Kargo dalam Pengiriman Barang
Pelajari proses ramp handling secara menyeluruh: mulai dari perencanaan kedatangan pesawat, unloading, pemindahan ULD, pemeriksaan dokumentasi, hingga storage dan penyerahan ke consignee. Artikel ini membahas peran setiap pihak, alur kerja langkah-demi-langkah, SOP praktis, checklist operasional, KPI yang penting, keselamatan kerja, masalah umum dan cara mengatasinya
Digital Marketing
10/31/20258 min baca
Pendahuluan — Mengapa Ramp Handling Krusial untuk Kargo Udara?
Ramp handling adalah jantung operasi kargo udara: titik di mana barang berpindah dari pesawat ke infrastruktur darat (ground handling) dan dari sana menuju gudang kargo, proses customs, atau langsung ke penerima. Waktu, koordinasi, dan ketelitian pada level ini menentukan kecepatan rilis barang, jumlah biaya tambahan (demurrage, storage), serta risiko kerusakan dan klaim. Dalam bisnis kargo udara, setiap menit di ramp berbiaya tinggi — keterlambatan satu penerbangan bisa menimbulkan domino effect ke jadwal lain.
Artikel ini memaparkan proses ramp handling end-to-end: siapa bertanggung jawab, bagaimana alurnya dari gate-in hingga gate-out, peralatan yang digunakan, dokumen kunci, tata cara pengamanan barang, SOP untuk berbagai skenario (regular, perishables, dangerous goods, oversized), metrik kinerja, serta rekomendasi penerapan dan pelatihan. Tujuan praktis: memberi panduan operasional yang bisa langsung diterapkan oleh ground handler, petugas gudang, freight forwarder, dan manajer logistik.
Sekilas: Peta Peran & Tanggung Jawab dalam Ramp Handling
Sebelum masuk ke alur kerja, penting memahami pihak-pihak yang berperan:
Airline / Carrier (atau agentnya): bertanggung jawab atas pemuatan/ pembongkaran secara keseluruhan sesuai kontrak angkutan; mengeluarkan manifest pesawat (load sheet) dan informasi arrival.
Ground Handling Operator (GHO): tim di ramp yang melakukan penanganan fisik: mobile belt loaders, dollies, pengait ULD, dan pengaturan kendaraan ramp.
Warehouse / Terminal Cargo (Gudang Kargo / CARGO Terminal): menerima kargo dari ramp, melakukan penerimaan, penyimpanan sementara, konsolidasi, dan pengurusan dokumentasi untuk customs.
Freight Forwarder / Konsolidator: penyedia jasa yang bertugas menyiapkan dokumen house (HAWB), melakukan koordinasi pickup/delivery, dan mengurus pembayaran biaya jika ada.
Customs / Authorities: melakukan pemeriksaan dokumen dan barang jika diperlukan; sering melakukan pre-arrival clearance.
Trucking / Haulage Provider: melaksanakan pengambilan atau pengantaran kargo dari/ke gudang terminal.
Shipper & Consignee: pihak pengirim dan penerima yang menyediakan informasi dan dokumen yang diperlukan.
Koordinasi lancar antar-pihak ini adalah kunci supaya ramp handling tidak menjadi bottleneck.
Gambaran Alur Kerja Ramp Handling: Dari Pesawat Mendarat sampai Barang Diterima Gudang
Secara garis besar, proses ramp handling dapat dibagi ke dalam fase-fase berikut:
Pre-Arrival Planning (Pre-alert & Preparedness)
Aircraft Arrival & Parking (Tugging / Berthing)
Disembarkation & ULD/Door Opening
Unloading (Ramp Operations)
Transfer ke Ground Equipment (Dollies, Pallet Jockeys, Belt Loaders)
Hand-over ke Gudang Kargo / CFS
Receiving & Tally (Penerimaan Gudang)
Customs Clearance & Documentation Handling
Storage / Staging / Outbound Preparation
Delivery / Collect by Trucking
Close-out & Reporting
Mari kita uraikan setiap fase dengan detail operasional dan praktik terbaik.
1. Pre-Arrival Planning (Pre-alert & Preparedness)
Tujuan
Memastikan semua pihak siap: staff, peralatan, dokumen, dan jadwal trucking.
Aktivitas utama
Penerimaan flight manifest & pre-alert: carrier atau agent mengirimkan manifest dan ETA ke warehouse, ground handler, dan customs. Informasi penting: jumlah ULD/pallet, berat, jenis barang (perishable/DG), dan any special handling notes.
Penjadwalan resource: gudang menyiapkan dock, forklift, staff; ground handler menyiapkan belt, tug, manpower; pengaturan truck appointment jika pick-up langsung.
Booking slot & gate assignment: di bandara yang sibuk, gate dan ramp position diatur agar tidak terjadi conflict.
Clearance preparatory: forwarder dan manifesting party memastikan dokumen (AWB, invoice, packing list, certificates) terkirim secara elektronik agar customs bisa melakukan pre-clearance bila memungkinkan.
Best practice
Buat timeline cepat: T-2 jam, T-1 jam, T-15 menit checklist; konfirmasi readiness via grup komunikasi (radio/WA/email).
Tandai barang yang memerlukan prioritas (perishable, urgent, security holds).
Pastikan spare equipment tersedia untuk menggantikan unit yang bermasalah.
2. Aircraft Arrival & Parking (Tugging / Berthing)
Proses
Setelah touchdown dan taxi, pilot meminta slot parkir. Ground services (marshalling) membantu positioning pesawat ke parking bay.
Chocks & ground power dipasang; ramp crew melakukan safety briefing singkat sebelum membuka cargo door.
Kewaspadaan keselamatan
Safety exclusion zones ditetapkan: area propeller/engine, area tail strike untuk pesawat freighter tertentu, dan zone forklift.
Semua kru menggunakan APD (helm, rompi high-visibility, sarung tangan, ear protection).
Catatan operasional
Pastikan kondisi ground (permukaan, cuaca) aman untuk operation.
Komunikasi radio antara cockpit, apron control, dan ground handler harus terekam bila ada insiden.
3. Disembarkation & Cargo Door Opening
Langkah
Cargo door dibuka setelah all-doors-cleared dan safety briefing. Untuk pesawat kargo full freighter, akses ke palka bisa langsung; untuk combi atau belly cargo pada pesawat penumpang, prosedur lebih ketat karena safety cabin.
ULD / pallet yang ada di dalam pesawat disiapkan untuk rolling ke belt loader atau forklift adapter.
Penanganan khusus
Untuk unit with temperature control: pastikan genset reffer atau pre-conditioned ULD sudah standby.
Untuk DG, operator harus mengikuti dokumen DG declaration sebelum membuka.
Risiko & mitigasi
Risiko falling objects: gunakan PPE, gunakan block & chock pada ULD, lakukan lashing removal sesuai prosedur.
Risiko contamination & cross-contact pada bahan makanan: gunakan clean handling zone.
4. Unloading (Ramp Operations)
Peralatan umum
Belt loader / Conveyor belt untuk paket-paket atau small ULD.
High-loader / Loader with scissor lift untuk ULD dan pallet high.
Dollies & pallet dollies untuk memindahkan ULD dari ramp ke vehicle.
Tow tractors / tugs untuk memindahkan dollies.
Prosedur langkah-demi-langkah
Verify ULD ID & AWB/MAWB: pastikan serial ULD sesuai manifest; cross-check dengan AWB.
Release seals if any: catat seal number saat membuka. Simpan foto sebagai evidence.
Remove lashing & restraints: lakukan dengan alat khusus dan hati-hati.
Transfer ULD to dolly or pallet jack: gunakan forklift adaptors bila diperlukan.
Move to ground vehicle or staging area: dolly ditugaskan ke area staging untuk pickup.
Handling fragile & special cargo
Barang fragile harus ditangani dengan slow-lift technique; gunakan soft straps.
Untuk perishables: catat temperature reading saat unloading; pindahkan secepat mungkin ke reefer area.
Untuk hazardous goods: periksa DG declaration, gunakan PPE khusus, dan segregate incompatible classes.
Dokumentasi lapangan
Ambil foto kondisi ULD/pallet saat di-rolling out.
Catat jam unloading start & complete untuk record time-on-ground.
5. Transfer ke Ground Equipment (Dollies, Pallet Jockeys, Belt Loaders)
Tujuan
Mentransfer muatan dari titik ramp ke terminal dengan aman dan cepat.
Peralatan & tata cara
Tow tractors menarik rangkaian dollies berisi ULD ke cargo terminal.
Pallet jacks & pallet trucks memindahkan pallet di area gate.
AGV bukan standar di semua bandara; gunakan manual equipment & trained operator.
Points of control
Speed limitation on apron: kecepatan maksimal kendaraan ramp sering dibatasi (mis. 10–20 km/h).
Securing ULD on dollies: pastikan ULD diikat pada dolly sehingga tidak bergeser selama transit.
Use of trained drivers: hanya operator berlisensi yang boleh mengemudikan tow tractors.
6. Hand-over ke Gudang Kargo / CFS
Pemeriksaan awal gudang
Petugas gudang harus memeriksa ULD/pallet untuk nomor AWB/HAWB, jumlah colly, dan kondisi sealing.
Lakukan Tally: cocokkan jumlah fisik dengan manifest.
Dokumen yang diserahkan
Master AWB / House AWB copy, manifest pesawat, shipping instruction.
Jika ada, sertifikat perishable, certificatates import/export, atau dokumen DG.
Proses penerimaan
Buat receipt acknowledgement (gate-in receipt); berikan reference number ke carrier/agent.
Masukkan data ke WMS (Warehouse Management System) atau log manual: ULD ID, AWB, jumlah, berat, condition.
7. Receiving & Tally (Penerimaan Gudang)
Kegiatan terperinci
Unpack ULD / Remove from pallet if needed: di area designated.
Inspect packaging & item condition: catat damage & shortage; buat damage report and photo evidence.
Weigh & measure: rekam actual gross weight dan dimensi jika diperlukan untuk billing.
Assign storage location: sesuai product category (perishable, DG, high-value, general cargo).
Handling discrepancies
Jika ada discrepancy (shortage/damage), buat PIR (Property Irregularity Report) dan notifikasi ke carrier/forwarder.
Simpan evidence foto dan signature handover. Dokumentasi ini adalah dasar klaim dan asuransi.
8. Customs Clearance & Documentation Handling
Peran documentation
AWB, commercial invoice, packing list, sertifikat origin, dan dokumen lain diserahkan ke customs broker untuk proses clearance.
Banyak bandara mensyaratkan electronic submission of manifest sebelum barang tiba—mempercepat clearance.
Inspection & examination
Customs dapat melakukan random physical inspection atau targetted inspection based on risk profile.
Untuk DG/controlled items, sibak/physical inspection harus dilakukan bersama perwakilan carrier/forwarder.
Timing considerations
Pastikan dokumen lengkap pada T+0 atau T-1 (waktu ketibaan) untuk menghindari storage charges.
Jika ada hold atau detainment, segera berkoordinasi untuk solusi (bonded storage, re-export, atau seizure procedures).
9. Storage / Staging / Outbound Preparation
Layout gudang
Segregation zones: cold storage, dangerous goods area (bunded & ventilated), high-value secure area, general storage.
Staging area untuk consignments yang akan segera dikirim.
Value-added services
Labeling, repacking, palletizing, fumigation, atau short-term assembly bisa dilakukan di gudang sebelum outbound.
Inventory management
Update WMS dengan location, LOT number, expiry dates (untuk perishables).
FIFO/LIFO policy diterapkan sesuai karakter produk.
10. Delivery / Collect by Trucking
Gate-out process
Truck arrives with booking; dokumen diverifikasi (Delivery Order / DO, ID driver).
Gudang menyiapkan cargo: pick, pack, load onto truck, seal, dan record seal number & photo.
Handover
Handover document signed by driver; POD digital atau manual ditandatangani saat delivery selesai.
Billing & close-out
Invoice biaya handling, storage, and other charges diterbitkan sesuai agreement (collect vs prepaid).
SOP Khusus: Perishable, Dangerous Goods, and Oversize Cargo
Perishable (Suhu Terkontrol)
Pre-alert suhu & genset: reefer ULD harus terkondisi sesuai set-point saat serah terima.
Time minimization: minimize time on open ramp; direct transfer ke cold-storage.
Temperature log: recorded during flight acceptance, unloading, dan saat storage.
Dangerous Goods (DG)
DG declaration: harus disediakan sebelum gate-in; operator harus memeriksa UN number & packing group.
Segregation: store in designated DG bay; follow segregation matrix.
Emergency response plan: tersedia MSDS, spill kits, PPE, dan contact list HAZMAT.
Oversize & Heavy-lift
Special equipment: forklift heavy-duty, crane, spreader bar.
Lift plan & route survey: buat lift plan dan approval dari apron authority.
Traffic control: gunakan marshals untuk safety.
Keselamatan & Kesehatan Kerja di Ramp
Prinsip K3 yang wajib
PPE mandatory: helm, sepatu safety, rompi high-visibility, hearing protection di area engine.
Traffic management: jalur kendaraan dan jalur pejalan dipisah.
Tool & equipment inspection: pre-shift checklist untuk forklifts, belt loaders, tugs.
Fatigue management: jadwalkan break dan rotasi tugas untuk driver & operator.
Latihan darurat
Rutin lakukan drill: spill response, fire drill, first-aid cases, dan evacuation procedure.
Dokumentasi, Traceability & Evidence Collection
Catatan yang wajib disimpan
AWB copy, manifest, GW/measurement, seal numbers, photo evidence, PIR, POD, and gate-in/gate-out logs.
Semua dokumentasi harus tersimpan minimal sesuai peraturan lokal (mis. 2–5 tahun) untuk audit dan klaim.
Digital record advantages
Simpan foto timestamped, barcodescans, dan electronic signatures untuk mempercepat dispute resolution.
KPI Penting untuk Ramp Handling & Freight Terminal
Pantau metrik berikut untuk menilai performa operasi:
Turnaround Time (TAT) aircraft on ground (AOG) for cargo ops — waktu mulai dari parking sampai selesai unloading for cargo.
Time from offload to gate-in (ramp-to-warehouse time) — kecepatan pengiriman ke gudang.
ULD handling rate (ULD per hour) — productivity ramp crew.
Damage incidence rate — jumlah kasus damage per 1.000 ULD.
Customs release time — waktu clearance per shipment.
Average dwell time in terminal — rata-rata hari cargo berada di gudang sebelum release.
First-time tally accuracy — akurasi penerimaan dibanding manifest.
Targetkan continuous improvement dengan weekly reviews.
Masalah Umum & Troubleshooting Praktis
Masalah: Delay unloading karena equipment breakdown
Solusi: standby spare equipment; cross-train staff untuk menggunakan backup equipment; record MTTR (mean time to repair).
Masalah: Discrepancy antara manifest dan actual cargo
Solusi: lakukan immediate PIR, photo-evidence, notifikasi ke carrier & shipper, lakukan inventory reconciliation; periksa kemungkinan mis-declared cargo.
Masalah: Temperature excursion untuk perishables
Solusi: pindahkan ke cold-room segera, dokumentasikan temperature graph, involve airline/shipper & make claim jika diperlukan.
Masalah: DG mis-declaration
Solusi: isolate item, call HAZMAT, inform authority; jika tidak compliant, proses re-export atau return kepada shipper.
Best Practices & Pro tips untuk Efisiensi Ramp Handling
Pre-advise dengan detail: kirim manifest lengkap lebih awal; include photos for special cargo.
One-touch policy: minimalkan double-handling dengan design flow yang langsung dari plane ke pallet jockey ke truck or cold-storage.
Standardize ULD labeling & barcoding: memudahkan scan dan tracking.
Cross-training staff: pastikan operator mampu handle perishable, DG basics, and use basic equipment untuk mengurangi bottle neck saat absensi.
Implement checklists: T-30, T-15, T-0 checklists untuk ramp ops.
Collaborative communication channels: pake satu channel terpusat untuk pre-alert & real-time updates (radio + digital chat groups).
Photo evidence mandatory policy: semua seal open/close, damage checks, gate-out harus di-photo.
Training & Competency: Membangun Skill Tim Ramp & Gudang
Training essentials
Equipment operation certified (forklift, high-loader).
Hazardous goods awareness & handling.
Temperature controlled handling & monitoring.
Documentation & claim handling (PIR creation).
K3 & emergency response.
Assessment & certification
Lakukan competency assessment setiap 6–12 bulan.
Simulasi real-case untuk melatih decision-making under pressure.
Studi Kasus Singkat: Optimasi Ramp Handling pada Bandara Regional
Situasi: Bandara regional memiliki frekuensi freighter harian 4 flight, sering overload pada jam tertentu; dwell time tinggi (rata-rata 48 jam) karena dokumen datang terlambat.
Tindakan:
Implementasi mandatory pre-alert 4 jam sebelum arrival.
Penjadwalan shift ramp & gudang agar overlap pada peak arrival.
Standardized ULD barcode scanning pada gate-in & gate-out.
Quick-response team untuk perishable.
Hasil: dwell time turun dari 48 jam ke 18 jam; damage claims berkurang 35%; proses klaim lebih cepat karena foto evidence terpadu.
Roadmap Implementasi 90 Hari untuk Meningkatkan Ramp Handling
Hari 1–15 — Assessment & Quick Wins
Audit current ramp flows, equipment status, dan communication channels.
Terapkan mandatory photo evidence policy dan pre-alert format standar.
Hari 16–45 — SOP & Training
Susun SOP ramp-to-warehouse per cargo type.
Berikan training intensif equipment & DG basics.
Implement checklists T-30/T-15/T-0.
Hari 46–75 — Teknologi & Integrasi
Integrasikan scanning ULD/awb pada gate-in dan WMS.
Atur slot scheduling untuk trucking & gate appointments.
Hari 76–90 — Monitoring & Optimization
Pasang dashboard KPI dan lakukan weekly review.
Implement improvement based on data: staffing, equipment, layout.
Penutup — Ramp Handling sebagai Keunggulan Operasional
Ramp handling bukan sekadar aktivitas bongkar-muat; ini adalah titik krusial yang menghubungkan rantai transportasi udara dengan infrastruktur darat. Koordinasi yang baik, dokumentasi rapi, kesiapan peralatan, serta kompetensi tim adalah kombinasi yang menentukan cepat atau lambatnya arus barang, biaya yang timbul, dan risiko klaim. Dengan menerapkan praktik dan SOP yang telah dijabarkan di atas, pelaku logistik dapat memangkas dwell time, menurunkan biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Siap mengirimkan kargo Anda? Kirimkan melalui Hasta Buana Raya untuk solusi logistik yang andal dan aman!
👉 Hubungi 📱 +62-822-5840-1230 (WhatsApp/Telepon) untuk informasi lebih lanjut dan solusi pengiriman terbaik!
Kami menyediakan layanan pengiriman udara yang aman, nyaman, dan terjangkau dari seluruh Indonesia. Layanan prioritas kami meliputi:
Pengiriman barang melalui udara (Pesawat Kargo, Sewa, dan Penerbangan Khusus)
Metode Pengiriman yang berbeda (Bandara ke Bandara , Gudang ke Gudang , dan Bandara ke Gudang)
Gudang dan Distribusi
Kontak
Bantuan
© 2024. Semua hak cipta dilindungi.


+62-811-9778-889
