Memahami Surat Jalan dalam Pengiriman Barang via Kargo Darat
Surat jalan adalah dokumen operasional yang krusial untuk setiap pengiriman darat. Panduan ini menjelaskan secara mendalam: definisi, fungsi, komponen wajib, perbedaan dengan dokumen lain, proses pembuatan langkah demi langkah, implikasi pajak, digitalisasi, prosedur untuk barang berbahaya, penanganan klaim, best practice operasional, serta template dan checklist siap pakai
Digital Marketing
12/12/202510 min baca
Pendahuluan — Mengapa Surat Jalan Penting dan Layak Dipelajari Sebegitu Detail?
Surat jalan sering kali dianggap dokumen sederhana: selembar kertas yang menyertai pengiriman barang. Namun pada praktiknya, surat jalan adalah nadi dari proses logistik darat. Dokumen ini menyatukan informasi operasional, menjadi bukti legal penyerahan barang, mendukung proses penagihan dan akuntansi, serta menjadi salah satu alat utama saat terjadi sengketa, kehilangan, atau kerusakan. Kesalahan kecil di surat jalan — nomor yang keliru, jumlah yang tidak sesuai, tanda tangan yang hilang — bisa berujung pada penundaan pembayaran, klaim yang gagal, atau konflik operasional.
Panduan ini dirancang untuk memberi pemahaman menyeluruh, dari konsep dasar sampai detail implementasi: bagaimana menyusun surat jalan yang benar, bagaimana mengintegrasikannya dalam sistem kerja, dan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk membuat proses lebih aman, cepat, dan audit-ready. Jangan anggap remeh — perbaikan sederhana pada tata kelola surat jalan dapat memangkas waktu penyelesaian klaim, mempercepat faktur keluar, dan menurunkan frekuensi kesalahan operasional dalam Pengiriman Barang.
1. Apa itu Surat Jalan? Definisi & Fungsi Utama
Secara ringkas, surat jalan adalah dokumen yang diterbitkan oleh pihak pengirim atau penyedia jasa angkutan yang memuat informasi detil mengenai barang yang dikirim serta instruksi untuk pengangkutan dan penerimaan. Fungsi utamanya meliputi:
Bukti Serah Terima: Menandai titik di mana tanggung jawab fisik atas barang berpindah dari pengirim ke pengangkut, dan selanjutnya dari pengangkut ke penerima.
Instruksi Operasional: Menyediakan informasi rute, jadwal penerimaan, handling khusus (mis. fragile, cold chain), nomor PO/kontrak, dan kontak penting.
Dokumen Pendukung Administrasi & Fiskal: Menjadi bukti tambahan saat menerbitkan faktur, melakukan rekonsiliasi gudang, atau bukti saat audit pajak.
Alat Bukti untuk Klaim: Jika terjadi kehilangan atau kerusakan, surat jalan — bersama foto, BAP (Berita Acara), dan dokumen pendukung lain — adalah dasar klaim terhadap carrier atau asuransi.
Catatan penting: meskipun fungsinya krusial, surat jalan biasanya tidak menggantikan dokumen kontraktual utama (seperti bill of lading untuk moda laut atau AWB untuk udara) dalam hal hak kepemilikan; surat jalan lebih berperan di aspek operasional dan administrasi domestik.
2. Surat Jalan vs Dokumen Transportasi Lain — Bedanya Apa?
Memahami perbedaan dokumen meminimalkan kebingungan. Berikut perbandingannya singkat:
Surat Jalan (Delivery Note / Surat Jalan Domestik): Digunakan untuk pengiriman darat domestik; fokus pada rincian barang, pengemudi, kendaraan; sering diterbitkan oleh shipper atau 3PL.
Waybill / Air Waybill / Sea Waybill: Dokumen untuk moda udara dan laut; memuat syarat-syarat hukum pengangkutan dan kerap berfungsi sebagai bukti kontrak.
CMR (Convention on the Contract for the International Carriage of Goods by Road): Dokumen khusus untuk pengiriman darat internasional antar negara yang meratifikasi konvensi tersebut; mengandung efek hukum yang lebih kuat dalam sengketa lintas batas.
Bill of Lading (B/L): Dokumen utama dalam pengiriman laut yang bisa menjadi dokumen kepemilikan barang.
Untuk pengiriman darat domestik, surat jalan adalah dokumen paling praktis dan sering digunakan; namun jika pengiriman lintas negara, penggunaan CMR (atau dokumen khusus setempat) menjadi wajib.
3. Komponen Wajib Surat Jalan: Field-by-field Penjelasan Lengkap
Agar surat jalan efektif berfungsi sebagai alat operasional dan bukti hukum, berikut komponen yang wajib ada dan mengapa masing-masing penting:
3.1 Identitas & Header Dokumen
Nomor Surat Jalan (SJ Number): Nomor unik memudahkan pencarian, pelacakan, serta audit. Sistem penomoran sebaiknya konsisten: mis. SJ/2025/12/000123 (tahun/bulan/urut).
Tanggal Penerbitan: Menentukan waktu serah-terima awal dan relevan untuk menghitung lead time, SLA, dan batas klaim.
3.2 Pihak Terkait
Nama & Alamat Pengirim (Shipper): Untuk penagihan dan penentuan pihak yang bertanggung jawab atas kecerahan data.
Nama & Alamat Penerima (Consignee): Alamat tujuan lengkap, nama penerima, nomor telepon, serta instruksi lokasi (gate besar, area bongkar terdekat).
Pihak Pengangkut / Vendor Angkutan: Nama perusahaan truck, nomor polisi kendaraan, nomor kontak dispatcher.
3.3 Data Kendaraan & Pengemudi
Nomor Polisi Kendaraan & Type: Verifikasi identitas kendaraan saat gate-in atau pick-up.
Nama & Nomor HP Pengemudi: Komunikasi selama transit dan verifikasi saat serah terima.
Jam Keberangkatan dan ETA yang Diharapkan: Patokan waktu untuk koordinasi penerimaan.
3.4 Rincian Barang (Itemized)
Kode SKU / Nomor Part: Penting untuk identifikasi barang.
Deskripsi Barang: Nama umum + spesifikasi singkat (warna, ukuran, batch jika relevan).
Jumlah Unit / Koli / Palet: Hitungan fisik yang menjadi dasar pengecekan penerimaan.
Berat Bruto / Netto & Dimensi (opsional): Berguna untuk perencanaan muatan dan billing.
Packaging Type: Karton, pallet, drum, kontainer, loose — mempengaruhi cara handling.
Serial Number / Lot / Batch (jika ada): Krusial untuk barang bernilai tinggi atau produk yang harus dilacak.
3.5 Instruksi Khusus & Handling Codes
Handling Instruction: Fragile, This Side Up, Keep Dry, Temperature Controlled (dengan range suhu), Hazardous dsb.
Time Window: Jam terima yang diperbolehkan; ini mencegah kesalahpahaman antar pihak.
Nomor PO / Contract Reference / Sales Order: Kaitan dengan sistem finansial & pengadaan.
3.6 Pernyataan & Tanda Tangan
Ruang Tanda Tangan Pengirim: Menandakan barang diserahkan pada saat tertentu.
Ruang Tanda Tangan Penerima (POD): Berisi nama terang, jabatan, tanda tangan, tanggal & jam penerimaan, serta status barang saat diterima (baik/rusak/kurang). POD menjadi bukti sah ketika penyelesaian klaim diperlukan.
Kolom Catatan Kondisi: Ruang bagi penerima untuk menuliskan kondisi barang, dan sebagai lampiran jika ada kerusakan atau kekurangan.
Stamp / Cap Perusahaan: Menambah otentikasi.
3.7 Lampiran Pendukung (optional tapi direkomendasikan)
Foto pra-loading & foto saat delivery — bukti visual kondisi barang.
Packing List & Invoice reference — untuk memudahkan pengecekan dan proses invoice.
Dokumen DG (Material Berbahaya) jika ada — MSDS, deklarasi DG, instruksi tanggap darurat.
Mengisi seluruh komponen ini secara lengkap sangat membantu saat terjadinya klaim atau audit.
4. Jenis Surat Jalan Berdasarkan Fungsi dan Skenario Operasional
Surat jalan tidak satu rupa untuk semua. Beberapa varian yang sering dipakai:
4.1 Surat Jalan Standar (Delivery Note)
Dipakai untuk pengiriman retail, antar-gudang, dan rute reguler. Format sederhana, fokus pada item, jumlah, dan tanda terima.
4.2 Surat Jalan Ekspedisi / Forwarder
Diterbitkan oleh 3PL atau freight forwarder ketika mereka mengambil barang dari shipper untuk diserahkan ke carrier. Dapat memuat informasi tambahan seperti nomor AWB/BL bila terhubung dengan moda lain.
4.3 Surat Jalan Barang Berbahaya (Dangerous Goods Addendum)
Versi khusus yang melampirkan UN Number, hazard class, MSDS, dan instruksi penanganan. Hanya boleh dilanjutkan jika semua persyaratan telah terpenuhi.
4.4 Surat Jalan Multimoda / Intermodal
Surat jalan untuk pengiriman yang melibatkan lebih dari satu moda (mis. truk → kapal → truk). Digunakan sebagai dokumen internal untuk mengatur pergerakan darat bagian awal dan akhir.
4.5 Surat Jalan Elektronik (e-Delivery Note)
Versi digital yang dihasilkan dan ditandatangani secara elektronik, terintegrasi ke sistem WMS/TMS. Sangat berguna untuk volume besar dan perlu jejak audit digital.
5. Proses Penerbitan Surat Jalan: Alur Operasional Terperinci
Berikut proses praktis yang dapat diikuti oleh gudang atau 3PL untuk memastikan surat jalan dibuat dan diurus secara akurat.
Tahap 1 — Penerimaan Order & Picking
Order masuk ke sistem (ERP/WMS).
Buat pick list berdasarkan SKU dan lokasi.
Operator mengambil barang dari lokasi penyimpanan dan melakukan count awal.
Tahap 2 — Packing & Verifikasi
Packing sesuai instruksi; gunakan packing list untuk cross-check.
Timbang dan ukur (jika perlu); catat jumlah dan kondisi.
Jika barang sensitif (makanan beku), pastikan parameter suhu sudah dan terkalibrasi.
Tahap 3 — Generasi Surat Jalan
Admin WMS/ERP mengenerate nomor surat jalan otomatis.
Data otomatis terisi dari order: shipper, consignee, PO, SKU, jumlah, berat total.
Tambahkan instruksi khusus yang relevan.
Tahap 4 — Persetujuan Pengirim & Penyerahan ke Pengangkut
Pengirim (wakil gudang) menandatangani bagian ‘diserahkan’ pada surat jalan.
Sopir memeriksa muatan, tanda tangan menerima tanggung jawab fisik.
Ambil foto bukti muatan di truk (recommended).
Tahap 5 — Transit & Update Status
Selama dalam perjalanan, update status (on route, delayed, arrived) di TMS; bila e-surat jalan, penerima dapat melihat status real-time.
Tahap 6 — Delivery & POD
Penerima memeriksa jumlah & kondisi; jika lengkap dan baik, tanda tangan POD.
Jika ada kerusakan, buat BAP (Berita Acara) dan ambil foto langsung; mencatat waktu dan saksi.
Tahap 7 — Rekonsiliasi & Closing
Setelah POD diterima, sistem menandai order selesai; admin menyiapkan faktur, dan gudang merekonsiliasi stok.
Simpan semua dokumen (fisik/digital) untuk keperluan audit dan klaim.
Prinsip penting: jangan lepaskan kendaraan atau tukar dokumen sebelum penerima menandatangani POD. POD adalah bukti kunci penyelesaian pengiriman.
6. Digitalisasi Surat Jalan — Manfaat, Prasyarat, dan Implementasi
Adopsi versi digital surat jalan memberi banyak manfaat, tetapi implementasinya memerlukan tata kelola yang baik.
Manfaat Digitalisasi
Kecepatan dan efisiensi: pembuatan dan pertukaran dokumen instan.
Jejak audit yang lengkap: timestamp, lokasi GPS, dan photo evidence tersimpan otomatis.
Integrasi langsung dengan sistem: data surat jalan otomatis mengisi modul inventory dan billing.
Mengurangi risiko kehilangan dokumen: backup cloud memastikan dokumen tetap tersedia.
Prasyarat Teknis & Legal
Sistem TMS/WMS yang mendukung e-signature dan upload foto.
Koneksi internet di lapangan untuk sinkronisasi; jika offline, solusi sync nanti.
Legal recognition for electronic signature: sesuai peraturan negara setempat; gunakan provider tanda tangan elektronik yang memenuhi regulasi.
Prosedur fallback: cetak hardcopy bila penerima menolak tanda tangan elektronik atau koneksi gagal.
Implementasi Praktis
Mulai pilot pada 1–2 rute sebelum rollout penuh.
Latih driver dan admin untuk penggunaan mobile app.
Siapkan SOP mengenai validitas tanda tangan elektronik, backup foto, dan handling disputer or damaged goods.
Pastikan enkripsi data: akses kontrol, dan retention policy.
Digitalisasi yang benar mempercepat siklus finansial (invoice out) dan menurunkan dispute rate.
7. Surat Jalan & Implikasi Pajak: Hubungan dengan Faktur dan Pembukuan
Surat jalan menjadi salah satu bukti pengiriman yang sering diminta oleh auditor pajak atau pihak internal akuntansi. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan:
Konsistensi Data
Data pada surat jalan (jumlah, deskripsi barang, alamat pengirim/penerima) harus sinkron dengan data pada faktur penjualan (invoice) dan dokumen yang terkait (PO). Ketidaksesuaian dapat memicu pertanyaan saat audit.
Bukti Pengiriman untuk Pajak
Dalam praktik PPN, bukti pengiriman dapat menjadi bagian dari dokumentasi yang mendukung pengakuan pendapatan atau klaim pajak tertentu. Surat jalan yang menandakan bahwa barang telah diserahkan ke pihak pembeli dapat membantu proses pencatatan.
Pengiriman Antar Cabang
Untuk perusahaan yang melakukan transfer antar-cabang, surat jalan menjadi dasar mutasi persediaan antar lokasi. Buku pembukuan dan stok harus diperbarui sesuai dengan tanda terima pada branch tujuan.
Rekomendasi Praktis
Lampirkan nomor surat jalan di invoice.
Simpan copy surat jalan untuk timeline minimum yang diwajibkan per peraturan fiskal setempat.
Gunakan e-surat jalan agar data terintegrasi ke sistem akuntansi sehingga memudahkan rekonsiliasi.
8. Surat Jalan Internasional: Peran CMR dan Perbedaan Keefektifan Hukum
Jika pengiriman darat melintasi perbatasan antara negara-negara yang meratifikasi Konvensi CMR, maka dokumen CMR menjadi penting.
Apa itu CMR?
Dokumen standar internasional untuk pengangkutan barang antarnegara dengan jalan raya. CMR memuat informasi serupa surat jalan, namun juga mengatur batas tanggung jawab pengangkut dan mekanisme klaim yang bersifat internasional.
Perbedaan Hukum
CMR memiliki efek hukum yang lebih kuat dalam konteks lintas batas. Jika terjadi sengketa atau klaim, prosedur penyelesaian mengacu pada ketentuan dalam konvensi CMR dan yurisdiksi terkait.
Praktik Operational
Untuk rute lintas batas, buat dokumen CMR sesuai format resmi dan pastikan tanda tangan pihak berwenang ketika diperlukan.
Konsultasikan bea cukai dan peraturan transit antarnegara; beberapa negara memerlukan dokumen tambahan untuk lisensi transit.
9. Surat Jalan untuk Barang Berbahaya (Dangerous Goods) — Prosedur & Kewajiban
Pengiriman barang berbahaya memerlukan perhatian ekstra. Surat jalan harus dilengkapi informasi dan lampiran yang spesifik.
Hal yang Harus Dicantumkan
UN Number dan Hazard Class.
Proper Shipping Name sesuai daftar.
Packing Group (I, II, III).
Quantity & Type of Packaging (drum, IBC, cylinder).
Emergency Contact and emergency instructions.
MSDS (Material Safety Data Sheet) terlampir.
Kualifikasi Pengemudi
Driver harus memiliki bukti pelatihan dalam penanganan bahan berbahaya sesuai ketentuan nasional.
Kendaraan harus dilengkapi peralatan darurat (spill kit, fire extinguisher).
Prosedur Ketat
Pastikan pengemudi dan penerima mengetahui risiko dan prosedur jika terjadi insiden.
Jika barang berbahaya tidak didokumentasikan dengan benar, penolakan layanan atau sanksi dari otoritas bisa saja terjadi.
10. Menangani Discrepancies: Kehilangan, Kerusakan, dan Prosedur Klaim
Ketika sesuatu tidak sesuai (jumlah kurang, barang rusak), langkah cepat dan terdokumentasi memegang peranan.
Langkah Operasional Saat Terjadi Masalah
Recording immediate evidence: Ambil foto, catat waktu, tempat, nomor surat jalan, nama pengemudi, dan saksi.
Buat BAP (Berita Acara Peristiwa): Dokumen formal yang menjelaskan ketidaksesuaian, ditandatangani oleh pihak-pihak yang relevan.
Notifikasi: Pihak pengirim, penerima, dan asuransi harus diberitahukan dalam waktu yang diatur per kontrak (mis. 24 jam).
Investigasi: Telusuri jejak: CCTV gudang, pick list, foto loading, manifest, dan waktu transit.
Proses klaim: Ajukan klaim ke pihak bertanggung jawab (carrier atau penanggung asuransi) lengkap dengan surat jalan, BAP, invoice, foto, dan dokumen pendukung lain.
Tips Memperkuat Klaim
Pastikan surat jalan memuat tanda tangan pihak yang menyerahkan barang beserta foto pra-loading.
Simpan salinan digital dan fisik dokumen; dokumen yang hilang seringkali menjadi alasan klaim ditolak.
Ikuti prosedur klaim sesuai polis asuransi; keterlambatan pemberitahuan bisa mengakibatkan klaim ditolak.
11. Best Practices: Pola Kerja yang Mengurangi Kesalahan Surat Jalan
Berikut praktik terbaik yang bisa diadopsi oleh gudang, tim operasi, dan 3PL:
Standardisasi format: Gunakan template yang sama di seluruh perusahaan agar data konsisten.
Nomor otomatis: Sistem penomoran otomatis mengurangi duplikasi dan kesalahan manual.
Foto bukti: Foto kondisi muatan pada saat loading dan unloading menjadi bukti kuat.
Barcode & scanning: Gunakan barcode untuk verifikasi SKU dan jumlah; mencegah human error.
Digital POD: Implementasikan tanda tangan elektronik dengan enkripsi untuk jejak hukum.
Pelatihan berkala: Driver dan admin perlu dilatih tentang pengisian surat jalan dan prosedur BAP.
Integrasi sistem: Hubungkan WMS/TMS/ERP agar data mengalir otomatis dari picking sampai billing.
Audit random: Lakukan pemeriksaan acak pada surat jalan untuk menjaga kualitas data.
12. Checklist Operasional Surat Jalan — Siap Pakai (Printable)
Gunakan checklist ini sebagai SOP ringkas sebelum mengirim barang:
Sebelum Loading
Nomor SJ valid dan unik.
Data shipper & consignee benar.
Rincian barang sesuai packing list.
Instruksi khusus dicantumkan (suhu, fragile, DG).
Foto pra-loading diambil.
Saat Loading
Pengemudi tanda tangan menerima muatan.
Nomor kendaraan & nama pengemudi dicatat.
Foto muatan di kendaraan diambil.
Saat Delivery
Penerima memeriksa jumlah & kondisi.
Penerima tanda tangan POD dengan keterangan kondisi.
Bila kerusakan/selisih, BAP dibuat dan foto dilampirkan.
Setelah Delivery
Scan SJ & lampiran disimpan ke sistem.
Stok gudang direkonsiliasi.
Faktur dapat diterbitkan bila syarat terpenuhi.
13. Contoh Template Surat Jalan (Versi Ringkas yang Praktis)
Berikut contoh template yang bisa di-copy ke Word/Excel:
SURAT JALAN / DELIVERY NOTE No. SJ: SJ/2025/12/000123 Tanggal: 11-12-2025 Pengirim: PT. Sumber Logistik Jl. Industri No. 10, Jakarta CP: Budi (0812-xxxx-xxxx) Penerima: Toko Maju Jaya Jl. Sudirman No. 88, Bandung CP: Siti (0857-xxxx-xxxx) Kendaraan: B 1234 AB Sopir: Ahmad (0813-xxxx-xxxx) Vendor: PT. Truk Kargo RINCIAN BARANG: No | SKU | Deskripsi | Qty Koli | Berat (kg) | Dimensi (cm) | Keterangan 1 | SKU-001 | Gula Pasir 25kg | 20 | 500 | 40x30x20 | Palet 4x5 2 | SKU-002 | Minyak Goreng 2L x 12 | 10 | 240 | 30x20x15 | Karton Total Koli: 30 Total Berat: 740 kg Instruksi Khusus: - Terima antara jam 09.00-16.00 - Barang makanan: cek kondisi pack & suhu bila relevan ----------------------------------------- Diterima oleh Pengirim: Nama: _______________ Tgl: //____ TTD: ___________ Diterima oleh Penerima (POD): Nama: _______________ Tgl: //____ TTD: ___________ Catatan Kondisi pada saat diterima: _____________________________________________________________
Tambahkan QR code atau kolom foto bila perlu.
14. Kasus Nyata & Pembelajaran (Ilustrasi)
Kasus 1 — Pengiriman retail yang terhambat karena data yang tidak sinkron
Sebuah 3PL mengirim 200 pallet ke supermarket jaringan. Surat jalan mencantumkan jumlah 198 karena human error saat entry. Saat unloading, supermarket menolak tanda terima karena mismatch dengan PO. Akibatnya proses klaim dan admin memakan waktu 7 hari, delay penagihan, dan biaya tambahan untuk recheck.
Pelajaran: pakai scanning pallet dan sistem integrasi untuk menghindari perbedaan data manual.
Kasus 2 — Klaim rusak yang kalah karena tidak ada foto pra-loading
Sebuah pengiriman alat elektronik besar sampai rusak. Penerima menolak klaim karena carrier menunjukkan surat jalan signed POD, tetapi shipper tidak dapat menunjukkan bukti kondisi barang saat loading. Klaim asuransi ditolak sebagian.
Pelajaran: foto pra-loading dan foto saat delivery sangat krusial.
15. Implementasi untuk Perusahaan Skala Menengah: Roadmap Sederhana
Jika perusahaan Anda belum punya SOP surat jalan yang rapi, berikut roadmap 4 langkah:
Standarisasi template: buat format standar dan keluarkan edaran internal.
Digital entry: gunakan spreadsheet terpusat, lalu upgrade ke WMS/TMS jika volume meningkat.
Uji coba e-POD pada rute pilot: pilih rute dengan pelanggan yang mau bekerja sama.
Pelatihan & audit: latih admin & driver, dan lakukan audit bulanan untuk perbaikan.
Mulai dengan perubahan kecil yang bisa segera diukur: pengurangan mismatch rate, penurunan waktu penyelesaian klaim, hingga percepatan faktur keluar.
16. FAQ Singkat — Pertanyaan Umum tentang Surat Jalan
Q: Apakah surat jalan sama dengan faktur?
A: Tidak. Surat jalan adalah dokumen pengiriman/operasional; faktur adalah dokumen tagihan. Namun keduanya harus sinkron.
Q: Bisakah menggunakan foto sebagai bukti tanpa tanda tangan?
A: Foto membantu, tetapi tanda tangan POD tetap menjadi bukti hukum yang kuat. Foto bisa melengkapi bila penerima menolak tanda tangan.
Q: Berapa lama menyimpan surat jalan?
A: Simpan sesuai aturan perusahaan dan peraturan pajak setempat. Umumnya 5–10 tahun untuk keperluan audit.
Q: Apakah e-surat jalan sah?
A: Sah jika penggunaan tanda tangan elektronik diakui oleh peraturan lokal dan kedua belah pihak menyepakati metode tersebut.
17. Penutup — Surat Jalan Sebagai Tulang Punggung Operasional
Surat jalan mungkin tampak sederhana, tetapi bila diterapkan dengan baik ia meningkatkan efisiensi operasional, memperkecil risiko sengketa, mendukung kepatuhan fiskal, dan mempercepat siklus penagihan. Pendekatan yang direkomendasikan: standarisasi, digitalisasi bertahap, bukti visual, dan SOP yang jelas.
Siap mengirimkan kargo Anda? Kirimkan melalui Hasta Buana Raya untuk solusi logistik yang andal dan aman!
👉 Hubungi 📱 +62-822-5840-1230 (WhatsApp/Telepon) untuk informasi lebih lanjut dan solusi pengiriman terbaik!
Kami menyediakan layanan pengiriman udara yang aman, nyaman, dan terjangkau dari seluruh Indonesia. Layanan prioritas kami meliputi:
Pengiriman barang melalui udara (Pesawat Kargo, Sewa, dan Penerbangan Khusus)
Metode Pengiriman yang berbeda (Bandara ke Bandara , Gudang ke Gudang , dan Bandara ke Gudang)
Gudang dan Distribusi
Kontak
Bantuan
+62-822-5840-1230 (Marketing 1)
© 2024. Semua hak cipta dilindungi.


+62-811-9778-889
+62-852-1530-3900 (Marketing 2)
