Kepadatan (Density) Kargo dalam Pengiriman Barang

Kepadatan (density) kargo memengaruhi tarif, pengemasan, pemanfaatan kontainer, keselamatan bongkar-muat, dan keputusan operasional sehari-hari. Panduan ini menjelaskan definisi, cara mengukur, perhitungan volumetric/dimensional weight dalam pengiriman barang

Digital Marketing

10/29/20258 min baca

a large amount of containers are stacked on top of each other
a large amount of containers are stacked on top of each other

Pendahuluan — Kenapa Kepadatan Kargo Begitu Penting?

Kepadatan kargo — ukuran seberapa “padat” barang dalam ruang tertentu — adalah konsep operasional yang sering diremehkan. Padahal, keputusan berbasis kepadatan memengaruhi banyak hal: apakah Anda membayar tarif berdasarkan berat aktual atau berdasarkan volume; berapa banyak unit yang bisa masuk dalam kontainer 20’ atau 40’; bagaimana menyusun pallet agar stabil saat perjalanan; sampai bagaimana meminimalkan biaya per unit barang yang dikirim.

Perusahaan logistik dan shipper sukses adalah mereka yang memahami kepadatan bukan sekadar rumus, tetapi alat strategis untuk menghemat biaya, mempercepat handling, dan mengurangi klaim dalam pengiriman barang.

Bagian I — Definisi & Konsep Dasar

Apa itu kepadatan (density) kargo?

Secara sederhana, kepadatan kargo adalah massa (berat) barang dibagi volume yang ditempati. Secara matematis:

Density (ρ) = Massa / Volume

Satuan yang umum dipakai: kilogram per cubic meter (kg/m³) atau kilogram per liter (kg/L). Dalam logistik kita sering membahas dua hal terkait density:

  1. Density fisik — massa per unit volume nyata barang.

  2. Density tarif (volumetric/dimensional weight) — aturan komersial untuk menentukan biaya pengangkutan bila ruang yang dipakai relatif besar tapi berat aktual rendah.

Mengapa beda antara density fisik dan density tarif itu penting?

Carrier (udara, laut, angkutan darat tertentu) membebankan tarif berdasarkan apa yang paling “merugikan” kapasitas mereka: berat aktual atau ruang yang ditempati. Barang ringan tetapi besar (misal busa, bantal, beberapa plastik kemasan) menghabiskan ruang padahal beratnya kecil; jika dihitung hanya per berat, carrier rugi karena ruang fisik terpakai. Maka muncul perhitungan standar volumetric weight untuk mengkomersialkan ruang.

Bagian II — Cara Mengukur & Perhitungan Dasar

1) Mengukur volume (langkah praktik)

Volume harus diukur dalam satuan meter: panjang × lebar × tinggi. Saat mengukur:

  • Pastikan dimensi adalah eksternal paket (termasuk palet, stretch-wrap).

  • Ukur dalam meter (m) untuk hasil dalam m³, atau dalam sentimeter (cm) lalu konversi ke meter.

  • Untuk paket tidak beraturan, gunakan bounding box (kotak terkecil yang menutupi paket) sebagai basis volume.

Contoh cepat (operasional):
Jika kotak berukuran 120 cm × 80 cm × 100 cm, konversi ke meter: 1,20 m × 0,80 m × 1,00 m = 0,96 m³.

Langkah perhitungan (digit-per-digit untuk akurasi):

  • 120 cm = 1,20 m

  • 80 cm = 0,80 m

  • 100 cm = 1,00 m

  • Multiply: 1,20 × 0,80 = 0,96.

  • 0,96 × 1,00 = 0,96 m³.

2) Mengukur berat

Gunakan timbangan yang terkalibrasi; catat berat dalam kilogram. Bila kontainer atau unit besar, gunakan truck-scale atau crane scales sesuai kebutuhan.

3) Density fisik (langkah)

Setelah mendapat massa dan volume:

Density (kg/m³) = Berat (kg) / Volume (m³)

Contoh: kotak di atas berat 240 kg. Density = 240 kg / 0,96 m³.

Perhitungan:

  • 240 ÷ 0,96 =

    • 240 ÷ 0,96 sama dengan 240 ÷ (96/100) = 240 × (100/96) = 240 × 1,041666...

    • 240 × 1,041666... = 250.0 kg/m³ (karena 240 × 1.041666... = 250).
      Jadi density = 250 kg/m³.

Bagian III — Dimensional Weight / Volumetric Weight: Aturan Komersial

Mengapa ada volumetric weight?

Carrier perlu menetapkan tarif berdasarkan ruang dan bukan hanya berat. Rumus berbeda untuk udara, laut/land (beberapa regional), dan kurir. Dua contoh umum:

  • Air cargo (biasa): volumetric weight (kg) = Volume (m³) × 167 (untuk standar 1 m³ = 167 kg pada banyak maskapai).
    Catatan: angka 167 berasal dari 1 m³ = 6.0 kg? Tidak — sebenarnya rumus internasional: volumetric weight (kg) = volume (cm³) / 6000 (air) atau menggunakan 167 kg/m³. Dua cara sama: 1 m³ = 1.000.000 cm³; divide by 6000 gives 166.666... So convention is 167.

  • International Express / Courier (umum): volumetric (kg) = (P × L × T cm) / 5000 atau /4000, tergantung carrier. (bagi by 5000 yields higher weight than 6000 => charges more for bulky goods).

  • Laut (LCL): sering menggunakan CBM langsung; minimum chargeable per CBM berlaku.

Contoh perhitungan volumetric (udara)

Gunakan kotak: 120 cm × 80 cm × 100 cm = volume 0,96 m³. Untuk maskapai dengan faktor volumetric 167 kg/m³:

  • Volumetric weight = 0,96 × 167 = ?

    • 167 × 0,96 = 167 × (96/100) = (167 × 96) / 100.

    • 167 × 96 = (167 × 100) − (167 × 4) = 16.700 − 668 = 16.032.

    • Divide by 100: 16.032 / 100 = 160,32 kg.
      Jadi volumetric weight ≈ 160,32 kg.

Bandingkan dengan berat aktual 240 kg — yang lebih besar adalah 240 kg, jadi charge berdasarkan berat aktual.

Contoh perhitungan volumetric (kurir / formula /5000)

Jika courier pakai divisor 5000 (cm basis), perhitungan:

  • Volume cm³ = 120 × 80 × 100 = 960.000 cm³.

  • Divide by 5000: 960.000 ÷ 5.000 = 192 kg (chargeable).
    Bandingkan berat aktual 240 kg. Lagi-lagi actual > volumetric.

Kepraktisan: Selalu hitung kedua nilai: berat aktual dan volumetric; carriernya akan mengenakan yang lebih besar.

Bagian IV — Density dan Pengaruhnya pada Tarif & Pricing

Bagaimana carrier memutuskan chargeable weight?

Carrier akan menagih berdasarkan yang lebih besar antara berat aktual dan volumetric weight. Untuk udara hampir selalu volumetric signifikan karena ruang mahal; untuk laut, tarif per CBM sering lebih relevan.

Implikasi komersial untuk shipper

  • Barang ringan & voluminous: biasanya dikenai volumetric => cari packaging lebih compact atau palletize untuk mengurangi udara kosong.

  • Barang padat & berat: dihitung berat aktual => packaging bisa longgar tanpa memengaruhi tarif, namun berhati-hatilah terhadap batas axle atau limit kendaraan.

  • Untuk ekspedisi laut, pertimbangkan memilih FCL vs LCL berdasarkan CBM: jika CBM Anda cukup besar, FCL mungkin lebih murah per unit.

Strategi penghematan tarif

  • Optimalkan packaging: gunakan desain kemasan yang lebih ringkas (kolapsible pallets, vacuum packing) untuk menurunkan volume.

  • Unitization: gabungkan barang ke pallet atau unit load yang efisien untuk meminimalkan wasted space saat stuffing.

  • Negosiasi divisor volumetric: untuk kontrak jangka panjang, negosiasikan faktor volumetric atau rate card dengan carrier.

  • Consolidation: gabungkan kiriman kecil agar mengisi kontainer secara ekonomis dan meminimalkan biaya per CBM.

Bagian V — Density pada Level Kontainer: Load Planning & Container Utilization

Mengapa density penting saat stuffing kontainer?

Tujuan stuffing adalah memaksimalkan pemakaian ruang dan berat yang aman. Jika barang sangat padat, Anda dapat mengisi kapasitas berat sebelum terisi ruang; sebaliknya, barang ringan sering membuat kontainer “penuh secara visual” sebelum mencapai limit berat.

Faktor yang harus diperhitungkan:

  1. Maximum payload (kapasitas muatan truk/konten): mis. kontainer 20’ tipe standard punya payload typikal ~28.000 kg (tergantung tare). Periksa datasheet.

  2. Cubic capacity: 20’ dry box sekitar 33 m³; 40’ sekitar 67–76 m³ tergantung tipe high cube.

  3. Stowage factor: untuk jenis cargo (grain, steel) ada faktor stowage (m³/ton) yang memudahkan perencanaan.

Contoh: Barang dengan density rendah

Jika isi Anda memiliki density rata-rata 150 kg/m³ dan kontainer 20’ memiliki 33 m³ ruang kubik:

  • Potensial berat muatan jika penuh ruang = 33 m³ × 150 kg/m³ = 4.950 kg.

  • Padahal kontainer mampu mengangkut sampai 28.000 kg payload; sehingga muatan terisi berdasarkan ruang bukan berat. Artinya Anda “membuang” potensi berat kontainer.

Solusi: padatkan kemasan, cari partner gabungan (konsolidasi), atau gunakan kontainer lain jika memungkinkan.

Contoh: Barang dengan density tinggi

Jika density 1.050 kg/m³ pada kontainer 33 m³:

  • Berat jika semua ruang diisi = 33 × 1.050 = 34.650 kg — melebihi payload limit; maka batas pengisian bukan ruang melainkan berat (axle/payload), sehingga kontainer akan terisi sebagian volume sebelum kena limit berat. Menyusun load plan harus mengakomodasi limit muatan.

Bagian VI — Packing, Palletizing, dan Unitization untuk Mengelola Density dengan Baik

Prinsip packing untuk menghemat ruang

  • Design packaging to fit: gunakan ukuran kotak yang disesuaikan agar banyak kotak terpasang pada papan pallet tanpa celah besar.

  • Nested packing & folding: untuk produk yang memungkinkan, gunakan desain nested (bagian masuk ke dalam) atau foldable packaging.

  • Use void fill efficiently: jangan isi wadah dengan banyak udara; gunakan inflatable cushions yang hemat ruang saat packing dibanding oversized boxes.

Palletizing: standar dan tips

  • Gunakan pallet standar (mis: EUR-pallet 120×80 cm) jika pasar regional relevan untuk memaksimalkan stacking.

  • Susun kotak berdasarkan footprint pallet: hindari overhang melebihi pallet edge. Overhang meningkatkan kerusakan dan mengurangi stacking stability.

  • Gunakan stretch film dan corner protectors untuk menjaga unit load tetap kompak.

Unit load devices (ULD) & containers internal pada kargo udara

Untuk kargo udara, ULD (kargo pod atau container khusus) punya footprint yang memaksimalkan volumetric capacity pesawat. Menyusun muatan agar kompatibel dengan ULD membantu mengurangi volumetric waste.

Bagian VII — Density dan Keselamatan Muatan: Stabilitas & Shifting

Bagaimana density memengaruhi stability?

Distribusi massa yang tidak merata menyebabkan shifting (pergeseran) yang berbahaya saat pengereman atau manuver. Untuk muatan low-density yang diikat sedikit, shifting lebih mungkin.

Panduan praktis:

  • Distribute weight low & central: letakkan barang berat di bawah; barang ringan di atas.

  • Lashing & blocking: gunakan lashing straps, dunnage, dan blocking untuk mencegah pergeseran longitudinal dan lateral.

  • Check centre of gravity (CoG): untuk oversized dan heavy lift, hitung CoG agar tidak melebihi limit stabilitas kendaraan.

Contoh bahaya nyata

Pada container transport, muatan ringan di depan dan berat di belakang dapat menyebabkan trailer oversteer atau understeer saat braking. Pastikan load plan memperhatikan urutan muat dan ikatan.

Bagian VIII — Density untuk Jenis Kargo Khusus

1. Cairan / Bulk liquids

Cairan mempunyai property fluidic: sloshing (gelombang saat bergerak) dapat memengaruhi stability. Untuk tangki:

  • Tank must be baffled to reduce sloshing.

  • Calculate mass & volume carefully, pertimbangkan density liquid (mis: air ~1000 kg/m³, minyak ringan ~850 kg/m³).

  • For road transport pay attention to max payload and documentation for DG if hazardous.

2. Bulk solids (biji, grain, coal)

Pengukuran density bulk (bulk density) berbeda dari solid density. Bulk density dipengaruhi moisture content, compaction, dan granulometry. Estimasi berat per silo atau per unit kendaraan penting.

3. Fragile, low-density goods (furniture, foam)

Susun untuk menghindari crushing. Gunakan palet lebih kuat, top-sheet dan partition untuk menahan kompresi.

4. High-density cargo (metal blocks, machinery)

Perhatikan axle loads dan peraturan overweight. Packing harus kuat untuk menahan local pressure dan titik beban.

Bagian IX — KPI, Monitoring & Reporting — Apa yang Harus Dipantau?

Untuk mengelola density secara proaktif:

  1. CBM Utilization (%) = (Used CBM / Available CBM) × 100

  2. Weight Utilization (%) = (Actual Payload / Max Payload) × 100

  3. Chargeable Weight Discrepancy (%) = (Chargeable Weight − Actual Weight) / Actual Weight × 100

  4. Space Efficiency (kg/m³) = Total kg / Total m³ shipped

  5. Damage Rate related to packing (%) = Number of claims due to shifting per 1,000 shipments

Pantau tren per rute, per warehouse, dan per product line. Data ini menjadi basis negosiasi tarif dan perbaikan proses packing.

Bagian X — Alat & Template Sederhana yang Bisa Dipakai Sekarang Juga

Kalkulator manual volumetric (Excel-ready)

Kolom: Length (cm), Width (cm), Height (cm), Volume (m³) = (L × W × H) / 1.000.000; Volumetric weight (kg) = Volume (m³) × 167 (atau sesuai carrier); Chargeable weight = MAX(Actual weight, Volumetric weight).

Contoh template load planning (simple)

  • Baris: Pallet ID | Dimensions cm | Volume m³ | Weight kg | Density kg/m³ | Position in container | Lashing needed (Y/N) | Remarks.

Checklist pre-stuffing

  • All package dimensions recorded and verified

  • Volume per pallet calculated

  • Total CBM vs container capacity checked

  • Total weight vs payload limit calculated

  • Lashing & blocking planned and materials ready

  • Seal number ready to record after stuffing

Bagian XI — Studi Kasus Praktis (Dua Skenario Ringkas)

Studi Kasus 1: Distributor Tekstil — masalah volumetric

  • Masalah: Banyak order berupa bantal dan bedcover — object ringan bervolume. Freight udara dan LCL mahal karena volumetric.

  • Solusi: Ubah packaging menjadi vacuum-compressed bags sehingga density meningkat dari 60 kg/m³ menjadi 300 kg/m³ saat packing; berpindah sebagian ke LCL laut untuk cost efficiency. Hasil: penghematan tarif 40% per shipment.

Studi Kasus 2: Pabrik Logam — masalah overweight

  • Masalah: Produksi balok logam padat; sering mencapai payload limit sebelum terisi volume — menyebabkan underutilization ruang.

  • Solusi: Optimasi size bundles agar memenuhi both weight distribution and minimize wastage of cubic space; gunakan 40’ high-cube untuk projek besar. Hasil: perbaikan utilization dan pengurangan trips kosong.

Bagian XII — Checklist Operasional Lengkap (Printable)

Sebelum Packing

  • Tentukan target unitization (pallet/container).

  • Pilih material packing yang efisien ruang.

  • Training pada packers soal stacking rules.

Sebelum Stuffing

  • Hitung total CBM & total weight.

  • Tentukan chargeable weight estimasi.

  • Rencanakan load sequence (heavy-to-light, front-to-back).

  • Siapkan blocking, lashing, airbags.

During Transport

  • Ambil foto seal & condition report saat gate-out.

  • Catat odometer & temperature (jika reefer).

  • Jika multi-stop, update manifest untuk control.

On Arrival

  • Verifikasi seal numbers & condition.

  • Lakukan tally terhadap packing list.

  • Dokumentasikan mismatch segera (PIR).

Bagian XIII — FAQ Singkat

Q: Apakah perlu menghitung density untuk setiap paket kecil?
A: Idealnya ya untuk akurasi tarif dan load planning. Praktisnya, ukuran dan berat per pallet/unit lebih relevan. Bila paket seragam, ukur representative sample.

Q: Mana yang dipakai carrier: density per paket atau per kontainer?
A: Carrier biasanya menghitung chargeable per shipment (AWB/HBL) atau per package tergantung syarat. Untuk container, total CBM & total weight jadi acuan.

Q: Bagaimana kalau density berubah saat di gudang?
A: Dokumentasikan perubahan (packing change), buat update pada manifest dan beri tahu carrier untuk menghindari mis-charging.

Kesimpulan — Kepadatan sebagai Keunggulan Kompetitif

Memahami dan mengelola kepadatan kargo adalah seni sekaligus ilmu. Dengan mengukur akurat, merencanakan packing secara cerdas, dan menyesuaikan strategi tarif serta load planning, Anda mengubah kepadatan dari sekadar angka teknis menjadi sumber efisiensi nyata: pengurangan biaya, penggunaan kontainer yang lebih baik, pengiriman yang lebih aman, dan pengalaman pelanggan yang lebih andal.

Siap mengirimkan kargo Anda? Kirimkan melalui Hasta Buana Raya untuk solusi logistik yang andal dan aman!
👉 Hubungi 📱 +62-822-5840-1230 (WhatsApp/Telepon) untuk informasi lebih lanjut dan solusi pengiriman terbaik!